Kamis, 29 Januari 2015

SISTEM SARAF PADA KATAK SAWAH (Rana cancrivora)



SISTEM SARAF PADA KATAK SAWAH (Rana cancrivora)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
(LAPORAN KULIAH LAPANGAN)

Disusun oleh: Kelompok 4
Rini Indriani
(12542006)
Ina Nurlaela
(12542007)
Imas Rini Rukmana
(12542009)
Dede Sumyati
(12542011)
Iis Siti Nurfadilah
(12542014)


Program studi Pendidikan Biologi S-1
Semester/Kelas
5/3-B

Dosen Pembimbing:
Siti Nurkamilah, M.Pd.,





 
LABORATORIUM BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GARUT
2015


SISTEM SARAF PADA KATAK SAWAH (Rana cancrivora)
(Laboratorium Fisiologi Hewan UPI – Bandung, 15 Januari 2015))
                                                                          
A.  Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui reflex normal dan spinal pada katak sawah (Rana cancrivora).

B.  Alat dan bahan
v Alat :
§  Seperangkat alat bedah
§  Bak bedah
§  Gunting bedah
§  Palu atau alat pemukul lainnya
§  Ember
§  Akuarium
§  Statif
§  Rantai penggantung
§  Sonde atau pengaduk gelas
§  Kursi
§  Alat tulis
§  Kamera
§  Stopwatch

v Bahan :
§  Katak sawah (Rana cancrivora)     (2 ekor)
§  Lartan HNO3 encer
§  Larutan HNO3 pekat
§  Larutan H2SO4 1%, 2%, 3%
§  Larutan fisiologis (NaCl 0,6%)

C.  Langkah kerja
Adapun langkah kerja dari praktikum ini adalah:
Kegiatan – 1 (dilakukan oleh 2 orang praktikan)
a.    Masing-masing praktikan memengang 1 ekor katak sawah (Rana cancrivora) yang masih hidup dengan tangan kiri dan genggamlah kedua kaki belakangnya, kemudian dekatkan gelas pengaduk atau sonde pada daerah mata, amati dan catatlah apa yang terjadi dengan matanya?;
b.    Sentuhlah nares eksternal (hidung luar) katak sawah (Rana cancrivora). Perhatikan dan catat bagaimana gerakan nares ekternalnya?;
c.    Lakukan dekapitasi pada pada salah satu katak sawah (Rana cancrivora) dengan cara mengangkat otaknya. Kerjakanlah dengan cara hati-hati agar tidak merusak tulang belakangnya (spinal cord) seperti berikut:
Masukkanlah gunting bedah ke dalam mulut katak dan angkat kepalanya, kemudian guntinglah di bawah membrane tympani. Tutuplah bagian potongan tersebut dengan kapas yang sudah dibasahi larutan fisiologis (naCl 0,6%) dan gantunglah katak tersebut pada statif dengan mengait rahang bawahnya. Tetesi dengan larutan fisologis agar kesadarannya pulih kembali.
Setelah katak siuman kerjakanlah hal-hal berikut dibawah ini. Pada katak normal maupun yang didekapitasi;
d.    Usaplah bagian sub mandibular sampai dengan perut dan perhatikan gerakan anggota badan anterior (kaki depan);
e.    Goreslah atau sentuhlah bagian lateral atau dorsal tubuh katak. Apakkah katak tersebut berbunyi? Adakah respon lain selain berbunyi? Catatlah!
f.     Peganglah kedua kaki depannya dan biarkan kedua kaki belakang bebas, kemudian goreskan gelas pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam larutan HNO3 encer pada punggungnya, amati apa yang terjadi;
g.    Masukkan kedua katak tersebut kedalam akuarium, perhatikan gerakannya;
h.    Kemudian terlentangkan kedua katak pada bak bedah, perhatikan apakah katak tersebut berusaha untuk membalikkan badannya atau tidak;
i.     Selanjutnya letakkan kedua katak tadi pada bidang miring mengarah ke bawah bidang miring tersebut lalu perhatikanlah gerakannya;
j.     Sediakan tiga beker glass yang masing-msing berisi larutan H2SO4 1%, 3%, dan 5%. Lakukanlah sumasi dengan rangsanan zat-zat kimia seperti berikut:
Celupkan ujung jari katak pada larutan yang memiliki konsentrasi terendah/terlemah, ulangi beberapa kali sampai terjadi respon. Celupkan ujung jari katak tersebut pada larutan yang lebih kuat. Perhatikan sebelum dicelupkan jari kaki katak harus dicuci terlebih dahulu.
k.    Sentuhlah jari kaki belakang dan jari kaki depan dengan benda panas, perhatikan reaksinya;
l.      Sentuh pula bagian ventral/perutnya dengan benda panas (sonde yang dibakar), bagaimana reaksinya?;
m.  Catatlah respon katak terhadap rangsang pada table yang disediakan.
Kegiatan II
1.     Mintalah teman anda untuk duduk pada kursi dan biarkan salah satu kakinya dalam keadaan bebas. Pukullah ligamentum pattelanya (dibawah tempurung lutut) dengan palu atau alat pemukul lainnya. Perhatikan gerakan kaki tersebut;
2.    Mintalah teman anda untuk melipat tangan dengan telapak tangan menengadah ke atas, tekanlah telapak tangannya dengan telapak tangan tangan anda. Tempatkan telapak tangan anda diatas telapak tangannya. Perhatikan respon apa yang terjadi?;
3.    Lakukan hal yang sama pada anggota kelompok anda dan catatlah hasil kegiatanmu pada table yang telah disediakan.

D.  Landasan teori
Sistem saraf mengintegrasikan dan mengkoordinasikan fungsi-fungsi jaringan lain dalam tubuh. Jaringan saraf terdiri atas macam-macam jenis sel neuron dan sel glia yang berasal dari neuroepitel embrional. Sistem saraf sebenarnya dua sistem yang struktur dan fungsi saling berhubungan. Sistem saraf pusat (SSP) yang mencakup otak dan medula spinalis, dan sistem saraf tepi (SST), yang mencakup saraf dan ganglion yang terbesar diseluruh bagian tepi tubuh. Neuron merupakan dasar unsur sel sistem saraf. Struktur neuron sangat bervariasi. Sel glia seperti glia seperti astrosit dan sel Schwann, melakukan fungsi tambahan yang tidak berkaitan dengan komunikasi. Sinapsis adalah tempat hubungan anatomik dan fungsional antarneuron ( Johnson, Kurt E. , 1994: 215).
Lintasan impuls saraf dari reseptor sampai efektor disebut lengkung refleks. Apabila suatu saraf diberi rangsangan , maka sel saraf akan merespon yaitu mengubah energi rangsangan menjadi energi elektrokimia  impuls saraf yang akan dirambatkan sepanjang serabut saraf. Rambatan impuls saraf ini tidak dapat diamati dengan mata seperti kontraksi otot (Nukmal, Nismah, 2012 :14). Saraf spinal timbul dari saraf tunjang sebagai sebuah akar dorsal dan akar ventral yang kemudian bersatu membangun saraf spinal.Pada akar dorsal terdapat ganglion spinal dan akar dorsal ini terutama sensoris., sedangkan akar ventral motoris. Tidak jauh sesudah munculnya kanalis vertebralis, setiap saraf spinal sekurang-kurangnya akan pecah menjadi dua cabang. Sebuah ramus dorsal mensuplai otot epaksial dan kulit punggung. Sistem saraf otonom merupakan bagian dari sistem saraf periferi yang mengontrol aktivitas lingkungan dalam yang biasanya involuntary, seperti denyutan jantung, gerakan peristaltik dan berkeringat. Dibangun oleh neuron motoris yang menuju otot polos di organ-organ interna. Sistem saraf otonom terdiri atas neuron preganglionik yang meninggalkan sistem saraf pusat melalui akar ventral dari saraf segmental sebelum mengadakan sinapsis dengan neuron postganglionik yang menuju ke efektornya. Terdapat 2 bagian dari sistem saraf otonom yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis (Nurcahyani,Nuning,  2005 : 62-66).
Sel saraf bekerja dengan cara menimbulkan dan menjalarkan impuls (potensial aksi). Impuls dapat menjalar pada sebuah sel saraf, tetapi juga dapat menjalar ke sel lain dengan melintasi sinaps. Penjalaran impuls melintasi sinaps dapat terjadi dengan cara transmisi elektrik atau transmisi kimiawi (dengan bantuan neurotransmitter) (Isnaeni, 2006: h. 82). Komunikasi antara satu neuron dengan neuron lainnya atau dengan otot dan kelenjar melalui proses transmisi sinaptik. Pada transmisi sinptik terjadi sinaps (hubungan) dimana akson dari suatu neuron sel presinaps akan berhubungan dengan dendrit, akson, atau badan sel neuron postsinaps. Terdapat dua jenis transmisi sinaptik: transmisi sinaptik elektrik dan transmisi sinaptik kimiawi (Halwatiah, 2009: h. 29).
Menurut (Pratama, 2012) berdasarkan fungsinya sistem saraf dapat dibedakan atas tiga jenis :
1)    Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang membawa impuls berupa rangsangan dari reseptor (penerima rangsang), ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Sel saraf sensorik disebut dengan sel saraf indera, karena berhubungan dengan alat indera.
2)   Sel saraf motorik adalah sel saraf yang membawa impuls berupa tanggapan dari susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju ke atau kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak karena berhubungan erat dengan otot sebagai alat gerak.
Refleks adalah suatu respon organ efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat otomatis atau tanpa sadar, terhadap suatu stimulus tertentu.  Respon tersebut melibatkan suatu rantai yang terdiri atas sekurang-kurangnya 2 neuron, membentuk suatu busur refleks.  Dua neutron aferen, sensoris, atau reseptor, dan neuron eferen, motoris , atau efektor. Umumnya satu atau lebih neuron penghubung (interneuron) terletak di antara neuron reseptor dan neuron efektor. Meskipun refleks dapat melibatkan berbagai bagian otak dan sistem saraf otonom, refleks yang paling sederhana adalah refleks spinal. Suatu refleks spinal yang khas adalah refleks rentang yang digambarkan dengan refleks pemukulan ligamentum patela (suatu tendon) , sehingga menyebabkan otot lutut terentang. Kenyataan bahwa aksi refleks ini tidak memerlukan kontrol kesadaran dapatlah ditunjukkan dengan seekor hewan, misalnya katak, yang otaknya telah diambil dengan cara memotong korda spinalis. Seekor hewan yang telah diputuskan kolumna spinalisnya disebut hewan spinal, karena semua aktivitas arah kandal dari lokasi pemotongan itu pastilah hanya karena korda spinalisnya, tidak lagi ada hubungan dengan otak. Katak amatlah berguna untuk mendemostrasikan refleks spinal karena periode shock spinal yang menghilangkan aktivitas refleks dan membuat katak menjadi lumpuh, berlangsung hanya dalam beberapa menit saja. Setelah pulih dari shock spinal, hewan akan menarik sebuah kakinya apabila diberi stimulus seperti misalnya rangsangan listrik atau diberi sedikit asam lemah (Frandson, 1992 :158 ).
Sel saraf penghubung disebut juga dengan sel saraf konektor. Hal ini disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensoris ke sel saraf  ke sel saraRefleks terjadi lewat suatu lintasan tertentu disebut lengkung refleks, dengan komponen reseptor, neuron sensorik, neuron penghubung (di dalam otak dan medulla spinalis), neuron motorik dan efektor. Sebagian besar merupakan refleks yang rumit, melibatkan lebih dari satu neuron penghubung (Tim Dosen, 2012: h. 8).
Menurut (Hala, 2007: h. 88) fungsi utama sistem saraf adalah :
1.     Untuk mendeteksi, menganalisa, menggunakan, dan menghantarkan semua informasi yang ditimbulkan oleh rangsang sensoris (seperti panas dan cahaya) dan perubahan mekanis dan kimia yang terjadi di dalam lingkungan internal dan eksternal.
2.    Untuk mengorganisir dan mengatur, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, sebagian terbesar fungsi tubuh, terutama kegiatan motoris, visceral, endokrin dan mentalf motorik.
Pada tingkat yang paling sederhana, organisasi sistem saraf hanya tersusun atas sebuah neuron dengan dendrit dan akson.Meskipun masih sangat sederhana, dengan susunan sistem saraf yang demikian ternyata hewan mampu menanggapi berbagai perubahan di lingkungannya (Isnaeni, 2006: h. 78). Neuron tersusun dalam sirkuit yang terdiri dari dua atau atau lebih jenis fungsional. Sirkuit neuron yang paling sederhana hanya melibatkan sinapsis antara dua jenis neuron, neuron sensoris dan neuron motoris. Masing-masing neuron sensoris mengirimkan sinyal dari reseptor sensoris ke neuron motoris, yang selanjutnya mengirimkan sinyal ke efektor. Hasilnya seringkali adalah suatu respons otomatis yang sederhana, yang disebut refleks (Campbell, 2004: h. 202).
Gerak refleks merupakan respon yang cepat dan tidak disadari terhadap perubahan lingkungan interna maupun eksterna. Refleks dikendalikan oleh sistem saraf yaitu otak (disebut refleks kranial) atau medula spinalis (disebut refleks spinal) lewat saraf motorik kranial dan spinal. Saraf kranial dan saraf spinal dapat berupa saraf somatik yang mengendalikan refleks otot kerangka atau saraf otonom yang mengendalikan refleks otot plos, jantung dan kelenjar. Meskipun refleks spinal dapat terjadi tanpa keterlibatan otak, tetapi otak seringkali memberikan pertimbangan dalam refleks spinal. Refleks adalah suatu respon organ efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat otomatis atau tanpa sadar, terhadap suatu stimulus tertentu.  Respon tersebut melibatkan suatu rantai yang terdiri atas sekurang-kurangnya 2 neuron, membentuk suatu busur refleks.  Dua neutron aferen, sensoris, atau reseptor, dan neuron eferen, motoris , atau efektor. Umumnya satu atau lebih neuron penghubung (interneuron) terletak di antara neuron reseptor dan neuron efektor. Meskipun refleks dapat melibatkan berbagai bagian otak dan sistem saraf otonom, refleks yang paling sederhana adalah refleks spinal. Suatu refleks spinal yang khas adalah refleks rentang yang digambarkan dengan refleks pemukulan ligamentum patela (suatu tendon) , sehingga menyebabkan otot lutut terentang.
Pada dasarnya semua sel memiliki sifat iritabilitas, artinya sel dapat menanggapi (merespon) rangsangan yang sampai kepadanya. Sifat tersebut tampak masih sangat menonjol pada sel otot dan sel saraf. Sel otot akan menunjukkan respon apabila padanya diberi rangsangan lewat saraf atau langsung pada otot. Respon yang ditunjukkan oleh sel otot umumnya berupa kontraksi otot, sedangkan respon yang pada sel saraf tidak dapat diamati, sebab berupa proses pembentukan potensial aksi yang kemudian dirambatkan berupa impuls. Adanya respon sel saraf hanya dapat diamati pada efektornya.

E.  Data hasil pengamatan

Kegiatan – I
Pada  kegiatan – I disajikan dalam bentuk table berikut ini

Jenis Rangsang
Tanggapan yang diberikan katak normal
Tanggapan yang diberikan berikan perlakuan (didekapitasi)
a
Mata mengedip dan membuka menjadi bulat serta membrane niktitans nya dapat terlihat
Mata mengedip dan membuka menjadi bulat serta membrane niktitans nya dapat terlihat
b
Nares eksterna nya  mengembang dan mengempis
Nares eksterna nya  mengembang dan mengempis
c

Didekapitasi
d
Kaki depannya bergerak
Kaki depannya bergerak
e
Bergerak dan tidak terdengar bunyi (tidak ada bunyi)
Bergerak dan \terdengar bunyi (terdapatada bunyi)
f
Bergerak dan meronta ronta, memberikan respon yang cepat
Bergerak lebih cepat dan meronta ronta (respponnya cepat)
g
Bergerak dan berenang dengan cepat (cukup lincah)
Bergerak dan berenang dengan lambat
h
Katak dapat mempertahankan posisinya dan berusaha untuk membalikkan tubuhnya
Katak tidak dapat membalikkan tbuhnya hanya bergerak-gerak saja
i
Katak mempertahankan posisinya
Katak mempertahankan posisinya
j
Pada saat katak digantung terjadi respon dengan gerakan
H2SO4 1 %
Merespon dengan adanya gerakan pada kedua kaki, tapi sedikit (kurang begitu respon)
Kedua kaki merespon cukup baik, yaitu dengan bergerak-gerak.
H2SO4 3 %
Respon yang timbul berupa gerakan kaki yang lebih cepat dari sebelumnya
Respon yang timbul berupa gerakan kaki yang cepat
H2SO4 5 %
Merespon cukup kuat dan dengan kaki yang bergerak cepat
Respon yang timbul berupa gerakan kaki yang lebih cepat dari sebelumnya
H2SO4 Pekat
Tidak terjadi respon
Ada respon tapi sedikit dan lambat
k
Kulit katak melepuh dan katak terlihat kepanasan (responnya)
Seluruh badan katak bergetar dan terlihat kepanasan
l
Kaki dan tangannya bergerak
Alat gerak depan (kaki depan) bergerak dan disusul dengan etaran dari seluruh tubuhnya





Gambar katak yang di dekapitasi
          
Kegiatan – II
Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk table berikut ini.
Nama
Respon gerakan kaki
Respon gerakan tangan
Keterangan
Ina Nurlaela
Kaki menendang
Tangan terangkat
-
Imas Rini Rukmana
Kaki menendang
Tangan terangkat
-
Iis Siti Nurfadilah
Kaki menendang
Tangan terangkat
-
Dede Sumyati
Kaki menendang
Tangan terangkat
-
Rini Indriani
Kaki menendang
Tangan terangkat
-

F.   Pembahasan
Setelah melakukan  praktikum maka dapat dilihat bahwa saraf pusat sebagai pengendali refleks dilakukan praktikum mengenai refleks pada manusia. Berdasarkan praktikum didapat hasil yaitu pada posisi duduk dan kaki menyilang di ketuk dengan hammer, sedang. Pada posisi duduk memegang jari-jarinya di depan dada dan kedua tangannya saling mendorong di ketuk dengan hammer, lemah. Melakukan lari-lari kecil kemudian duduk dan di ketuk menggunakan hammer, sedang. Berdasarkan hal tersebut, yang paling cepat beraksi adalah saat pada posisi duduk dan kaki menyilang dan melakukan lari-lari kecil kemudian duduk.
Pada praktikum sistem saraf pusat dan otonom, hasil yang didapatkan adalah pada katak normal, sikap badannya kuat, gerakan – gerakan spontan kuat, keseimbangan kuat, kemampuan berenang kuat, frekuensi nafas kuat, dan frekuansi jantung kuat, 118 per menit. Pada katak decerbrasi, sikap badannya sedang, gerakan – gerakan spontan sedang, keseimbangan sedang, kemampuan berenang sedang, frekuensi nafas sedang, dan frekuansi jantung sedang, 108 per menit. Pada katak spinal, sikap badannya lemah, gerakan – gerakan spontan lemah, keseimbangan lemah, kemampuan berenang lemah, frekuensi nafas lemah, dan frekuansi jantung lemah, 28 per menit. Pada katak didekapitasi, yang ditusuk adalah bagian anterior dari otak yang menghubungkan membran timpani. Yang dirusak adalah bagian cerebrum (otak besar). Katak spinal merupakan katak dengan kondisi otak yang rusak tetapi respon yang dihasilkan tetap ada namun katak merespon stimulus sangat lama. Hal ini dikarenakan sistem saraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada saat penusukan dengan kawat atau jarum pada saat praktikum.
Penurunan reaksi katak karena koordinasi yang tidak baik lagi antara sel-sel saraf nya akibat penusukan . Pada kondisi katak normal, katak memberikan respon sangat kuat karena katak masih memiliki sistem saraf pusat yang normal sehingga penyampaian impuls tidak terganggu.
Refleks adalah suatu respon organ efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat otomatis atau tanpa sadar, terhadap suatu stimulus tertentu. Respon tersebut melibatkan suatu rantai yang terdiri atas sekurang-kurangnya 2 neuron, membentuk suatu busur refleks.  Dua neutron aferen, sensoris, atau reseptor, dan neuron eferen, motoris, atau efektor. Umumnya satu atau lebih neuron penghubung (interneuron) terletak di antara neuron reseptor dan neuron efektor. Meskipun refleks dapat melibatkan berbagai bagian otak dan sistem saraf otonom, refleks yang paling sederhana adalah refleks spinal. Suatu refleks spinal yang khas adalah refleks rentang yang digambarkan dengan refleks pemukulan ligamentum patela (suatu tendon) , sehingga menyebabkan otot lutut terentang. Apabila tempurung lutut tiba-tiba membengkok , gerakan ini akan merentangkan otot quadriseps sehingga melahirkan refleks yang menyebabkan quadriseps berkontraksi. Akibatnya terjadi perentangan lutut.

Kegiatan – I
1.     ada Jelaskan arti koordinasi dalam sistem saraf ?
Jawaban : Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar tubuh dapat bekerja dengan serasi dan sesuai dengan fungsinya dan itu dinamakan dengan sistem koordinasi. Dalam Sistem koordinasi terdapat sistem saraf dan hormon dan berikut inilah pengertiannya :
Sistem saraf itu disusun dari bagian yang paling kecil, yaitu sel saraf (neuron). Kalau Dilihat dari fungsinya, sel saraf itu dapat dibedakan atau dibagi menjadi 4 yaitu :
-         Neuron sensoris yang fungsinya untuk meneruskan rangsang dari penerima (reseptor) ke saraf pusat (otak).
-         Neuron motoris yang berfungsi untuk meneruskan rangsang dari otak menuju ke otot dan kelenjar.
-         Neuron penghubung yang fungsinya itu menghubungkan sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lainnya, dan ternyata neuron penghubung ini kalau kita bisa lihat banyak ditemukan pada otak dan sumsum tulang belakang.
-         Neuron ajustor berfungsi sebagai penghubung antara neuron sensorik dengan motorik di sumsum tulang belakang dan otak.
Berikut ini adalah bagian-bagian dari sel saraf yaitu badan sel dan dendrit
Sistem Saraf Manusia
Pada manusia Sistem saraf itu terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat itu terdiri dari:
a.    Otak
Bagian-bagian dari otak, yaitu otak  besar dan otak tengah (Mesenchefalon)
b.    Otak kecil (Cerebellum)
c.    Sumsum lanjutan (Medulla oblongata)
d.    Sumsum tulang belakang (Medula spinalis)
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi yang utama sebagai penghubung sistem saraf tepi ke otak atau sebagai penghantar impuls saraf dari otak dan menuju otak. Sebagai pusat gerak reflex, yaitu sumsum tulang belakang ini terletak di dalam rongga ruas tulang belakang (dari ruas tulang leher sampai tulang ekor), terdiri atas lapisan dalam yang berwarna kelabu dan lapisan luaryang berwarna putih.
Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang dapat menghubungkan semua bagian tubuh dengan pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang). Sistem saraf tepi, terdiri ini dari sistem saraf sadar (somatik) dan sistem saraf tak sadar (otonom).
Mekanisme Gerak Manusia
Rangsangan (impuls) yang,mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor yang kemudian diteruskan ke pusat saraf. Dari pusat saraf akan disampaikan tanggapan (respon) ke organ efektor dalam bentuk gerakan. Gerakan yang sudah dihasilkan dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Gerak biasa. Urutan jalannya impuls pada gerak biasa, yaitu: Rangsangan -> sel saraf sensorik -> otak-sel saraf motorik -> respon pada organ efektor
Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak sehingga dapat berlangsung cepat. Gerak refleks itu terjadi tanpa kita sadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh: mengangkat tangan ketika terkena api dan mengangkat kaki ketika tertusuk.
Urutan perambatan impuls pada gerak refleks, yaitu:
Stimulus pada organ reseptor -> sel saraf sensorik -> sel penghubung (asosiasi)
pada sumsum tulang belakang -> sel saraf motorik -> respon pada organ efektor.
2.    Jelaskan dengan menggunakan gambar sel saraf motorik,saraf sensorik dan interneuron dan jelaskan fungsinya?
Jawaban:



Gambar sel saraf
Keteranagn :
a.    Sel saraf sensorik
b.    Sel saraf motorik
c.     Sel saraf interneuron
3.    Bagaimana proses polarisasi karena adanya proses sodium pump?
Jawaban : Membran plasma dalam keadaan istrahat (terpolarisasi) hampir selalu impermeabel bagi ion Na+ (dan juga untuk protein, yang cenderung bermuatan negatif). Sebaliknya, membran tersebut sangat permiabel untuk ion K+ dan Cl+. Ion Na+ secara aktif ditransportasikan keluar sehingga di bagian luar sel menumpuklah muatan positif, sedangkan di bagian dalam menjadi negatif. Meski sebagian ion Na+ itu cenderung mengalami kebocoran, dan gradien konsentrasi arahnya ke dalam membran, mekanisme transport aktif pompa natrium terus menerus bekerja memompa ion Na+ keluar lagi sehingga membran yang istirahat itu tetap terpolarisasi. Ion Cl- bergerak bebas menembus membran plasma menyertai ion Na+ yang di angkut keluar membran oleh pompa natrium. Ion K+ juga melintasi membran dengan mudah, tetapi masuk ke dalam sitoplasma guna membantu menyeimbangkan protein di dalam membran plasma sel saraf itu. Sejumlah ion K+ juga di angkut secara aktif meintasi membran plasma ke dalam sel melalui mekanisme pomompaan kalium. Kelebihan muatan negatif dan positif cenderung untuk menimbulkan tarik menarik satu sama lain, sehingga muatan tersebut ekan berjajar pada masing-masing sisi membran. Akibatnya terbentuk suatu potensial listrik lintas membran, persis sepert suatu kapasitor listrik yang bermuatan. Pemompaan Na+ tergantung pada adanya adenosin triphosfat (ATP) untuk mensuplai energi ditambah dengan suatu pengangkutan di dalam membran guna mengangkut ion Na+. Dalam proses ini suatu konsentrasi ion K+ yang relatif besar timbul di dalam sel. Suatu enzim membran yaitu adenosin trifosfatase (ATP-ase), menghidrolisa ATP menjadi ADP dengan menghasilkan energi yang dihasilkan untuk transport itu. Kemudian kompleks transport aktif ini dikenal dengan nama sistem Na-K-ATPase. Ketidakseimbangan ion pada potensial istirahat membran ini dikenalkan oleh sistem Na-K-ATPase; tidak terjadi penambahan ataupun pengurangan, atau tidak ada arus neto ion pada masing-masing sisi membran tersebut. Pada sisi yang sama konsentrasi anion sama dengan konsentrasi kation. Atau secara sederhana impuls saraf merupakan berita yang merambat dan pada saat itu disebelah dalam serabut saraf bermuatan negatif kira-kira -60 mVolt, sedangkan di sebuah luar bermuatan positif. Keadaan muatan listrik tersebut diberi nama potensial istirahat. Dalam keadaan tersebut membran serabut saraf dalam keadaan polarisasi. Jika sebuah impuls merambat melalui sebuah akson, dalam waktu singkat muatan di sebalah dalam menjadi positif kira-kira 60 mVolt dan muatan di sebuah luar menjadi negative. Perubahan tiba-tiba pada potensial istirahat bersamaan dengan impuls disebut potensial kerja (active potential).

4.    jelaskan  Sel – sel neuroglia mempunyai peranan penting dalam sistem saraf?
Jawaban : Neuroglia ( berasal dari kata ‘nerve glue’ )  yang pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Virchow pada tahun 1854. Neuroglia tersusun atas berbagai macam sel yang secara keseluruhan menyokong, melindungi dan berperan sebagai sumber nutrisi bagi sel saraf (Neuron), baik pada susunan saraf pusat  (SSP) maupun pada susunan saraf tepi (SST). Sel-sel glia memegang peranan sangat penting dalam menunjang aktivitas neuron. Sel ini sangat penting bagi integritas struktur sistem saraf dan bagi fungsi normal neuron.
Neuroglia adalah sel penyokong untuk neuron-neuron SSP, sedangkan sel Schwann menjalankan fungsi tersebut pada SST. Neuroglia menyusun 40% volume otak dan medula spinalis. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron dengan perbandingan sekitar 10:1. Tidak seperti neuron, sel glia tidak membentuk atau mengeluarkan impuls saraf. Sel ini berkomunikasi dengan neuron dan di antara mereka sendiri melalui sinyal kimiawi. Selama beberapa waktu sejak penemuannya pada abad ke-19, sel glia dianggap oleh para ilmuwan adalah “semen” pasif yang secara fisik menopang neuron yang secara fungsional penting. Namun, dalam decade terakhir, beragam peran penting yang dimiliki oleh sel ini mulai terungkap. Sel glia berfungsi sebagai jaringan ikat SSP dan karenanya membantu menunjang neuron baik secara fisik maupun metabolik. Sel-sel ini secara homeostatis mempertahankan komposisi lingkungan ekstrasel khusus yang mengelilingi neuron di dalam batas-batas sempit yang optimal bagi fungsi neuron. Selain itu, sel-sel ini secara aktif memodulasi sinaps dan kini dianggap sama pentingnya seperti neuron dalam proses belajar dan mengingat.
5.    Jelaskan bagaimana jalannya impuls pada serabut saraf yang mempunyai meilin?
Jawaban : Skema jalannya impuls gerak biasa
Rangsang --> reseptor --> neuron sensorik --> OTAK --> neuron motorik --> efektor --> gerak biasa
Skema jalannya impuls gerak refleks:
Rangsang --> reseptor --> neuron sensorik --> SUMSUM TULANG BELAKANG --> neuron motorik --> efektor --> gerak reflex
Selaput Meilin merupakan kumpulan dari serangkaian sel Schwan. Mielin berfungsi untuk melindungi Akson, memberi nutrien serta mempercepat penghantaran impuls. Jadi serabut yang memiliki meilin akan mempercepat kerja impuls.

6.    Gambarkan sebuah sinaps dan jelaskan proses merambatnya impuls melalui sinaps?
Jawaban :



Gambar sinaps
Impuls Melalui Sinapsis
Sinapsis merupakan titik temu antara ujung neurit dari suatu neruron dengan ujung dendrit dari neuron lainnya. Setiap ujung neurit membengkak membentuk bonggol yang disebut bonggol sinapsis. Pada bonggol sinapsis tersebut terdapat mitokondria dan gelembung-gelembung sinapsis. Gelembung-gelembung sinapsis tersebut berisi zat kimia neurotransmitter yang berperan penting dalam merambatkan impuls saraf ke sel saraf lain. Ada berbagai macam neurotransmitter, antara lain asetilkolin yang terdapat pada sinapsis di seluruh tubuh, noradrenalin  yang terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin  yang terdapat di  otak.
Antara ujung bonggol sinapsis dengan membran sel saraf berikutnya terdapat celah sinapsis yang dibatasi oleh membran prasinapsis dan membran postsinapsis dari sel saraf berikutnya atau membran efektor. Apabila impuls saraf sampai pada bonggol sinapsis, maka gelembung-gelembung sinapsis akan mendekati membran prasinapsis, kemudian melepaskan isinya, yaitu neurotransmitter, ke celah sinapsis. Impuls saraf dibawa oleh neurotransmitter ini. Neurotransmitter menyeberang celah sinapsis menuju membran postsinapsis. Zat kimia neurotransmitter  mengakibatkan terjadinya depolarisasi pada membran postsinapsis dan terjadilah potensial kerja. Ini berarti impuls telah diberikan ke sarabut saraf berikutnya. Dengan demikian impuls saraf menyeberangi celah sinapsis dengan cara perpindahan zat-zat kimia, untuk kemudian dilanjutkan pada sal saraf berikutnya dengan cara rambatan potensial kerja.
Apabila neurotransmitter sudah melaksanakan tugas, neurotransmitter  akan diuraikan oleh enzim yang dihasilkan oleh membran postsinapsis, Misalnya, apabila neurotransmitter berupa asetikolin maka enzim yang menguraikannya adalah enzim asetilkolinesterase.
7.    Apa bedanya zat kimia menghantar sinaps syaraf somatik dan simpatik?
Jawaban : Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat dalam syaraf somatic sedangkan, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik
8.    Apakah pengaruh zat – zat racun tertentu pada sinaps?
Jawaban : Sinapsis adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain. Pada setiap neuron, terminal aksonnya membengkak membentuk suatu tonjolan kecil yang disebut tombol sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Sebuah sinapsis menyediakan koneksi antar neuron yang memungkinkan informasi sensorik mengalir di antara mereka. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis. Fungsi sinapsis adalah untuk mengirimkan impuls dari akson ke dendrit di sel saraf lain.Maka dari itu akibat yang akan timbul adalah impuls dari akson ke dendrite tidak akan sampai dan akan mengakibatkan kesalahan reaksi dalam sistem syaraf.
9.    Apa peran sinaps pada sistem syaraf?
10.  Jawaban :
Peranan sinaps pada sistem syaraf.
a.    untuk mengirimkan impuls dari akson ke dendrit di sel saraf lain.
b.    sinapsis menyediakan koneksi antar neuron yang memungkinkan informasi sensorik mengalir di antara mereka.
c.    untuk memungkinkan impuls sensorik untuk melakukan perjalanan dalam satu arah
d.    membagi impuls antara beberapa neuron, atau menggabungkan impuls ke neuron tunggal
11.    Mengapa impuls selalu merambat kesatu arah?
Jawaban : Karena apabila impuls merambat kabanyak arah besar kemungkinan akan terjadi kesalahan penyampain informasi atau impuls.
12.  Beri contoh refleks yang paling sederhana jelaskan mengapa disebut sederhana?
Jawaban : pada saat tangan terkena panas, langsung reflex menjauhi sumber panas tersebut.       
13.  Bedakan dengan contoh refleks yang melalui saraf somatik dan Refleks Visceral?
Jawaban : Refleks Spinal (pada sumsum tulang belakang). Bila dipisahkan dari bagian otak lainnya, med spin mampu memediasi sejumlah refleks, somatik dan autonomik. Dasar morfologis refleks saraf umumnya disebut arkus refleks, yang dalam bentuknya yang paling sederhana tersusun atas: reseptor, yang bereaksi terhadap stimulus; penghantar eferen, yang membawa impuls ke “pusat refleks” (Penghantar aferen adalah serabut sensorik aferen, yang kebanyakan mempunyai badan sel diganglion spinal atau kranial); “Pusat refleks”, tempat pesan aferen dari reseptor berkumpul dengan impuls aferen dari reseptor lainnya, atau dengan aferen dari sumber lain, yang mungkin mengubah pengaruh impuls aferen dari reseptor; penghantar eferen, yaitu serabut saraf yang menuju ke efektor; efektor, yang menghasilkan reaksi, yang mungkin adalah otot, kelenjar atau vasa darah, atau mungkin melibatkan beberapa komponen itu.baca selengkapnya… Refleks sangat bervariasi, dari yang sangat kompleks, misalnya refleks menelan, yang melibatkan berbagai efektor; sampai yang paling sederhana.
Salah satu jenis dari refleks spinal adalah refleks somatik. Refleks fleksor adalah yang responnya adalah fleksi anggota badan. Stimulus yang paling poten adalah noksiseptif, dan hasilnya adalah tarikan anggota badan (withdrawal reflex). Pada refleks lain ada ekstensi anggota badan, misalnya pada crossed extensor reflex yang mungkin menyertai refleks fleksor. Masih ada lagi refleks yang lebih kompleks, misalnya scratch reflex. Semua refleks tersebut biasanya melibatkan beberapa otot, dan respon refleksnya mungkin berbagai macam tergantung pada keadaan (jenis dan tempat pengenaan stimulus, intensitas stimulus, pengenaan stimulus lain secara bersamaan, dll). Arkus refleks semacam ini sangat kompleks. Refleks lain adalah stretch reflex, yaitu kontraksi satu otot karena diregangkan. Ini merupakan refleks elementer yang mungkin terjadi di semua otot. Stretch refleks menjadi dasar banyak sekali postural reflex, yang secara garis besar bertujuan untuk menjaga sikap tubuh yang benar, dan menyesuaikan diri dengan berbagai kebutuhan, baik itu karena daya dari luar atau disebabkan karena gerak yang dilakukan oleh organisme.
Refleks Visceral
Refleks Visceral Refleks ini sering disebut juga Refleks otonom karena sering melibatkan organ internal tubuh. Beberapa refleks visceral, seperti urinasi dan defekasi, merupakan refleks spinal yang bisa terjadi tanpa input dari otak. Meskipun begitu, refleks spinal juga sering dimodulasi oleh excitatory atau inhibitory signal dari otak yang dibawa oleh jaras descending dari pusat otak yang lebih tinggi. Misal, urinasi dapat diinisiasi secara sadar dengan kesadaran atau bisa juga dihambat oleh stress dan emosi, seperti dengan adanya orang lain (sindrom bashful bladder). Refleks visceral lain diintegrasikan di otak , khususnya di hipotalamus, thalamus dan batang otak. Daerah ini berisi pusat koordinasi yang dibutuhkan untuk menjaga homeostatis seperti detak jantung, tekanan darah, nafas, makan, keseimbangan air dan menjaga temperatur. Di sini juga ada pusat refleks seperti salivating, muntah, bersin, batuk, menelan, dan tersendak.
14.  Jelaskan apa arti simfati,samrasi dan inhibisi pada repleks?
Jawaban : Simpati pada repleks adalah repleks yang langsung di rasakan. Samrasi repleks adalah suatu reaksi untuk mencegah. Inhibisi adalah hambatan bagi otot-otot dalam bekerja,semakin gencar kita melakukan latihan fisik menyebabkan semakin tidak bekerja.
15.  Gambarkan dan jelaskan fungsi selaput – selaput pelindung otak?
Jawaban :


Gambar selaput otak
Duramater dibentuk dari jaringan ikat fibrous (terdiri dari serabut kolagen) yang tebal dan kuat. Pada duramater terdapat serabut elastis, fibrosit, saraf, pembuluh darah, dan limfe. Di bagian tertentu terdapat rongga yang disebut sinus longitudinal superior yang berisi darah vena dari otak. Duramater terdiri dari dua lapis yaitu lapisan endosteal (menyatu dengan tengkorak sebagai endostium) dan lapisan meningeal (duramater yang sesungguhnya yang mudah dilepaskan dari tulang kepala). Kedua lapisan ini dipisahkan oleh sinus vena dural. Sinus ini mengalirkan darah dan cairan serebrospinal dari otak dan bermuara di vena jugularis interna. Di antara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.Lapisan meningeal membentuk empat septum yang berfungsi untuk menahan pergeseran otak dan membagi rongga kranium menjadi ruang-ruang yang saling berhubungan.Lapisan duramater merupakan lapisan yang memiliki banyak ujung-ujung saraf sensorik yang peka terhadap rangsangan. Jika ada rangsangan pada bagian ini dapat menimbulkan sakit kepala yang hebat. Saraf inilah yang bertanggung jawab terhadap beberapa jenis sakit kepala. Fungsi duramater adalah sebagai pelindung otak dan sumsum tulang belakang karena sifatnya yang sangat padat, keras, dan menyatu dengan tulang tengkorak. Duramater juga disebut pacymeninx.
Arachnoid
Struktur arachnoid mirip jaring laba-laba, tipis, dan transparan. Bentuk tersebut memberikan efek bantalan pada sistem saraf pusat. Arachnoid terdiri dari jaringan fibrosa, serabut kolagen, dan diutupi oleh sel-sel kedap cairan (seperti pada piamater). Arachnoid tidak mengikuti bentuk permukaan otak dan terlihat seperti kantung longgar yang pas. Arachnoid yang menutupi otak disebut arachnoidea encephali. Sedangkan arachnoid yang menutupi sumsum tulang belakang disebut arachnoid spinalis.Arachnoid dan piamater terkadang dianggap sebagai satu bagian yang disebut leptomeninx. Mereka dianggap menyatu karena mereka melekat bersama di sepanjang tengkorak. Diantara mereka terdapat beberapa pembuluh darah yang menghubungkan vena otak dengan vena pada duramater dan terdapat subarachnoid. Pada subarachnoid mengalir cairan serebrospinal. Fungsi arachnoid adalah sebagai membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Letaknya tengah yaitu diantara duramater dan piamater. Dinamakan arachnoid karena bentuknya mirip dengan jaring laba-laba. ungsi arachnoid ada dua. Yaitu sebagai alat bantu peredaran cairan serebrospinal dan sebagai peredam otak dari guncangan mengingat sifatnya yang seperti bantalan.
Piamater
Struktur piamater adalah tipis dan transparan serta mencakup hampir seluruh permukaan otak. Piamater mengikuti lekukan-lekukan pada permukaan otak. Piamater terdiri dari jaringan ikat yang ditutupi oleh sel yang kedap cairan. Terdapat jaringan pembuluh darah untuk memberi nutrisi kepada otak dan sumsum tulang belakang. Piamater dibagi menjadi dua jenis yaitu piamater kranial pada otak dan piamater spinal pada sumsum tulang belakang. Fungsi utama untuk menutupi dan melindungi sistem saraf pusat, melindungi pembuluh darah, dan mengedarkan cairan serebrospinal. Piamater, cairan serebrospinal, duramater, dan arachnoid bekerja sama sebagai seperangkat untuk melindungi otak. Cairan serebrospinal sering disebut sebagai lapisan keempat dari meninges.
16.  Gambarkan otak ikan, katak, ayam, marmut/tikus. Bandingkan apa persamaannya dan apa perbedaannya ! Pada otak mana yang paling besar lobus obtikus dan cerebellum, mengapa?
Jawab :
Perbedaan :
·        Otak ikan



Gambar otak ikan


·        Otak katak
Bagian-bagian otak katak tidak membesar tetapi memanjang. Otak katak yang berkembang adalah otak tengah. Otak tengah tumbuh berupa dua gelembung sebagai pusat penglihatan. Otak kecil tidak berkembang, hanya berupa lengkungan mendatar menuju ke arah sumsum lanjutan.

·        Otak ayam
Susunan saraf burung terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak besar burung permukaannya tidak belipat-lipat sehingga jumlah neuronnya tidak banyak. Otak tengah berkembang membentuk dua gelembung, hal ini berhubungan dengan fungsi penglihatannya (sebagai pusat penglihatan). Otak kecil memiliki banyak lipatan sehingga dapat menambah jumlah neuron yang banyak, hal ini berguna untuk mengatur keseimbangan burung ketika terbang. Pusat pembau burung berukuran kecil sehingga indra pembau kurang berkembang.
·        Otak marmut (mamalia)



Gambar otak marmut

Otak dibedakan menjadi otak besar, otak tengah, dan otak kecil. Otak besar merupakan pusat kesadaran dan kecerdasan. Bagian atas otak tengah merupakan pusat penglihatan dan pendengaran. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan dan koordinasi gerakan tubuh. Sumsum tulang belakang menghubungkan otak ke ruas tulang belakang. Dari ruas tulang belakang, saraf bercabang – cabang menuju ke seluruh bagian tubuh.
Persamaan :
Dalam otak sama-sama memilki lobus optikus, cerebellum, cerebrum, otak tengah. Otak yang paling besar yaitu cerebellum karena lobus optikus pada tiap tingktan taksa akan berubah menjadi kecil. Otak kecil (serebelum). Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

17.  Dalam perkembangan otak, banyak perubahan pada otak besar, jelaskan perubahan apa dan apa fungsi otak besar pada mammalia?
Jawab : Sistem saraf Mamalia
Pada mamalia seluruh bagian otaknya berkembang dengan baik dan sempurna. Permukaan otak besar dan otak kecilnya berlipat-lipat, sehingga dapat menampung lebih banyak neuron. Di antara vertebrata, mamalia memiliki perkembangan otak yang paling baik.
Mamalia merupakan vertebrata yang memiliki derajat tertinggi dan hal ini terbukti dari perkembangan otaknya pun dapat jelas terlihat dimana otak kecil dan otak besarnya berkembang dengan baik dan ini jelas sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang dilakukan mamalia.
18.  Thalamus dan Hypothalamus sangat penting dalam fungsi otak, jelaskan !
Jawab : Thalamus merupakan sebuah massa besar dari materi abu-abu terletak mendalam di otak bagian depan di bagian paling atas dari diencephalon. Struktur ini memiliki fungsi sensorik dan motorik. Hampir semua informasi sensorik memasuki struktur ini di mana neuron mengirim informasi tersebut ke korteks atasnya. Akson dari setiap sistem sensorik (kecuali penciuman) menempel di sini sebagai situs estafet terakhir sebelum informasi tersebut mencapai korteks serebral. Hipotalamus merupakan bagian dari diencephalon, ventral ke talamus. Struktur ini terlibat dalam fungsi homeostasis, emosi, kehausan, kelaparan, irama sirkadian, dan kontrol dari sistem saraf otonom. Selain itu, ia mengendalikan hipofisis.

19.  Jelaskan perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik dilihat dari struktur dan fungsinya!
Jawab:



Gambar perbedaan saraf
20. Buat bagan dan struktur dan system saraf otonom !
Jawab :


Gambar Saraf otonom
21.  Dilihat dari fungsinya alat indera apa pengaruhnya terhadap perkembangan otak pada ikan hiu dan ikan tongkol?
Jawab: alat indra yang mempengaruhinya pendeteksi getaran tekanan air sebagai alat indra mereka. Ikan memiliki penglihatan, penciuman, pendengaran, dan gurat sisi, pendeteksi getaran tekanan air sebagai alat indra mereka. Sama dengan ikan, hiu juga memilki indra-indra itu. Bahkan hiu dapat mencium bau darah dalam ribuan allon air laut dan gurat sisi hiu mampu merasakan frekuensi 25-50 Hz. Hiu memiliki indra tambahan dari ampullae lorezini yg berada di sekitar mulutnya. Fungsinya melacak partikel-partikel listrik di dalam air yang berasal dari mangsanya.
22. Jelaskan bagaimana hewan bersel satu dapat mengkoordinasi aktifitas hidupnya?
Jawab: Sistem Saraf Hewan Bersel Satu. Tidak semua avertebrata (invertebrata) memiliki sistem saraf. Hewan yang tergolong Protozoa dan Porifera tidak memiliki sistem saraf. Setiap sel penyusun tubuh hewan tersebut mampu mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima dan tidak ada koordinasi antara satu sel dengan sel tubuh lainnya. Hewan bersel satu seperti Amoeba dan Paramaecium meskipun tidak mempunyai urat saraf tapi protoplasmanya dapat melakukan segala kegiatan sebagai mahkluk hidup seperti iritabilitas, bergerak dan penyesuaian diri terhadap linngkungannya.

23. Mengapa Hydra mempunyai system saraf yang disebut dengan system saraf difus?
Jawab: karena Hydra mempunyai sel-sel saraf yang terletak pada lapisan ektoderma dan mesoglea. Sel-sel tersebut saling berhubungan dan membentuk anyaman, meliputi seluruh permukaan tubuh, disebut sistem saraf difus. Hydra hanya mempunyai dua tipe sel saraf, yaitu sel saraf sensori (penerima) dan sel saraf yang meneruskan rangsangan ke jaringan saraf. Jika ada rangsangan, rangsangan diterima saraf sensorik, kemudian ke sel yang berdekatan untuk menanggapinya. Hydra tidak mempunyai otak.

24. Apa perbedaan dan persamaan system saraf Echinodermata dengan Planaria?
Jawab :
Perbedaan
Pada Echinodermata system saraf terdiri atas :
1.     Cincin saraf yang mengelilingi mulut
2.     Lima saraf radial terdapat sepanjang saluran radial
3.     Pleksus subepidermal yang mensyaafi podia, duri dan pediselaria.
Pada Planaria
Sistem saraf terdiri dari ganglion serebral, terletak dibagian kepala dan berfungsi sebagai otak. Dari ganglion serebral ini keluarlah cabang-cabang urat saraf secara raider menuju kearah lateral, anterior dan posterior. Cabang anterior menuju ke bagian bintik mata, cabang lateral menuju ke alat indera kemoreseptor, sedangkan cabang posterior terdiri dari satu pasang (kanan-kiri) yang saling sejajar yang membentang dibagian ventral tubuh yang disebut dengan tali saraf. Atau susunan sistem saraf pada cacing berupa sistem tangga tali. Planaria, yang termasuk golongan cacing pipih memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat Planaria terdapat pada otak disebut juga ganglion anterior. Otak ini berukuran kecil. Sistem saraf tepi cacing berupa dua saluran yang menuju ke arah posterior, masing-masing saraf tersebut berada di daerah lateral tubuh cacing, keduanya dihubungkan oleh saraf penghubung. Saraf yang juga tersusun simetri bilateral ini digunakan untuk merespon cahaya. Apabila cacing pipih terkena sinar, otak akan memerintahkan cacing bergerak ke tempat gelap, misalnya di bagian bawah batu.
Berbeda dengan Planaria, Annelida (misalnya lintah) mempunyai jumlah neuron yang lebih banyak di bagian otak. Saraf yang terdapat di sepanjang tubuhnya merupakan saraf ventral yang tersusun atas beberapa ganglion. Di dalam ganglion terdapat interneuron yang mengoordinasi berbagai aksi pada setiap segmen.

·        Persamaan
Sama-sama memilki ganglion baik di Echinodermata maupun di Planaria.

25. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Giant Axon ?
Jawab: hewan rendah banyak hewan yang mempunyai akson berdiameter besar
26. Jelaskan fungsi ganglion oesophagus dan ganglion sub oesophagus pada cacing tanah?
Jawab: Ganglion sub oeshophagus yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia pada permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka). Sedangkan ganglion oehophagus berfungsi untuk

27. Jelaskan struktur system saraf gastropoda dan cephalopoda ?
Jawab: Pada Gastropoda sistem saraf terdiri atas ; ganglion serebral (sebelah dorsal), ganglion pedal (sebelah ventral), ganglion parietal (sebelah lateral), ganglion abdominal (sebelah median), ganglion bukal (sebelah dorsal rongga mulut).
Pada Chepalopoda system saraf terdiri atas beberapa pasang ganglia yang umunya terdapat di daerah kepala, yaitu: ganglion serebral, pedal, visceral, supra bukkalis, infra bukkalis, stellata, dan ganglion oftis.
28. Mengapa dikatakan otak cephalopoda itu lebih komplek dan lebih maju dibandingkan dengan otak gastropoda?
Jawab: karena dilihat dari system sarafnya pada Chepalopoda lebih banyak beberapa pasang ganglia daripada system saraf yang ada pada Gastropoda.
29. Jelaskan perbedaan system saraf cacing tanah dengan system saraf pada serangga baik secara struktur maupun fungsinya!
Jawab : Sistem saraf pada cacing tanah memiliki sistem saraf yang sederhana namun sensitif. Walaupun sederhana tapi sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang lebih maju yaitu telah terbentuknya ganglia segmental sepanjang tubuhnya. Ganglia segmental tersebut dihubungkan dengan tali saraf ventral. Sistem saraf cacing tanah disebut susunan saraf tangga tali, yaitu berupa sederetan ganglion yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya. Ganglion satu dengan ganglion yang lain dihubungkan oleh benang-benang saraf yang memanjang disepanjang poros tubuhnya. Ganglion cacing juga dibedakan atas ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan, dan ganglion ruas-ruas badan.
System saraf cacing tanah terletak disebelah dorsal pharynx di dalam segmen yang ke 3 dan terdiri atas : Ganglion cerebrale yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan commisura, berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya. Ganglion cerebrale terletak di sebelah dorsal pharynx, di dalam segmen ke 3.
Ganglion supraoesofagus (sub pharyngeal ) yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia pada permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka). Otak terletak pada ruas ke-3 di bagian dorsal pharing, dan memiliki 3 pasang saraf lateral.  Ganglion tersebut dihubungkan dengan sepasang alat penghubung dengan sepasang ganglion sub pharyngeal yang terletak di bawah pharynx . dari situ akan menjadi batang saraf perifer yang terdiri atas saraf afferent dan saraf efferent. Affrennt timbul dari sel saraf motoris , sedangkan saraf yang bersala darinsel saraf pada epidermis berfungsi sebagai saraf sensoris. Tiap ganglion mempunyai fungsi sebagai pusat yang menerima impuls dari saraf sensorik dari reseptor kulit yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut saraf berukuran besar yang menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi bersama-sama.

·        Pada serangga
System sarafnya terdiri dari : ganglion supra esophagus atau otak dua buah phageal connectivites dan ganglion dibawah esofagus yang kesemuanya terletak dibagian kepala. Dari sisni diteruskan oleh tali-tali syaraf ventral dengan 3 buah ganglion perut atau Sistem saraf serangga juga terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi, berupa sistem saraf tangga tali. pada belalang sistem saraf pusat tersusun atas kelompok-kelompok badan sel saraf yang disebut ganglia. Tiap-tiap ganglia dihubungkan oleh satu atau lebih tali-tali saraf. Sementara itu, saraf tepi belalang tersusun oleh akson sensorik dan akson motorik ke dan dari ganglia. (jamak dari ganglion).
Ganglion merupakan pusat peogolah rangsang.
Ada 3 macam ganglion :
o   Ganglion kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata dan antena.
o   Ganglion di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas sensoris dan motoris rahang bawah (mandibula), rahang atas (maksila), dan bibir bawah (labium).
o   Ganglion ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang menuju ruas-ruas dada, perut, dan alat-alat tubuh yang berdekatan. Ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas-ruas badan terletak dibawah saluran pencernaan. pada serangga terdapat 2 benang saraf yang membentang sejajar sepanjang tubuhnya dan menghubungkan ganglion satu dengan ganglion yang lain.
Pada serangga kelenjar endokrin lebih banyak digunakan untuk proses pertumbuhan dan metamorfosis. Selama masa pertumbuhan, serangga akan menanggalkan eksoskeletonnya secara berkala. Proses pergantian kulit ini disebut molting. Molting terjadi sampai stadium dewasa. Hormon yang menyebabkan terjadinya molting adalah hormon ekdison. Hormon ini dihasilkan dari kerja sama kelenjar protorasik yang terletak di dalam dada dan hormon yang dihasilkan oleh otak. Otak serangga juga menghasilkan hormon yang mempengaruhi proses metamorfosis, yaitu hormon juvenil. Hormon ini berfungsi menghambat proses metamorfosis. Sekresi hormon juvenil yang cukup akan membuat ekdison merangsang pertumbuhan larva. Namun, jika sekresi hormon ini berkurang maka ekdison akan merangsang perkembangan pupa.
30. Setelah anda menjawab semua pertanyaan, buatlah resume koordinasi hewan dengan menggunakan system sarafnya!
Jawab: Sistem saraf pada hewan terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas motorik volunteer dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan paling rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron)yang saling terhubung. Adapun komponen-komponen yang umumnya dapat ditemukan pada sistem saraf hewan yaitu otak, serabut saraf, pleksus, dan ganglia. Serabut saraf merupakan kumpulan akson dari jumlah sel saraf, baik sejenis maupun tidak. Contoh serabut saraf sejenis adalah serabut aferan dan serabut eferen. Serabut campuran terdiri atas sejumlah akson dan sel saraf motorik dan sensorik. Adapun pleksus ialah ialah jaringan serabut saraf yang tidak teratur. Pleksus terkadang dapat ditemukan adanya badan sel saraf. Pleksus dapat ditemukan pada coelenterata, stenopara, dan khemikordata. Pada jenis hewan tersebut, pleksus biasanya berfungsi sebagai sistem sistem saraf pusat. Komponen lainnya yakni ganglia, yaitu kumpulan sel saraf berbentuk nodul (bulat atau membulat dan memiliki batas yang jelas), dilapisi jaringan konektif, dan mempunyai badan sel saraf serta serabut saraf.  Berikut ini akan dijelaskan mengenai klasifikasi sistem saraf pada hewan tingkat rendah (invertebrata) hingga tingkat tinggi (vertebrata).
Sistem Saraf pada Hewan Tingkat Rendah (Invertebrata). Tidak semua avertebrata (invertebrata) memiliki sistem saraf. Hewan yang tergolong Protozoa dan Porifera tidak memiliki sistem saraf. Setiap sel penyusun tubuh hewan tersebut mampu mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima dan tidak ada koordinasi antara satu sel dengan sel tubuh lainnya. Hewan bersel satu seperti Amoeba dan Paramaecium meskipun tidak mempunyai urat saraf tapi protoplasmanya dapat melakukan segala kegiatan sebagai mahkluk hidup seperti iritabilitas, bergerak dan penyesuaian diri terhadap linngkungannya.
Sistem Saraf pada Coelenterata
Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, ubur-ubur dan Anemon laut pada Mesoglea yang terletak diantara epidermis (ektoderm) dan gastrodermis (endoderm) terdapat sistem saraf diffus karena sel-sel saraf masih tersebar saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala yang disebut saraf jala. Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel saraf berkutub satu, berkutub dua, dan berkutub banyak yang membentuk sistem yang saling berhubungan seperti jala. Meskipun demikian impuls dari satu sel ke sel yang lainnya lewat melalui sinaps.
Sistem Saraf pada Echinodermata
Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan sistem saraf primitif. Meskipun sel-sel saraf tersusun dalam bentuk cincin saraf sekeliling rongga mulut dan mempunyai cabang ke tiap lengan, tetapi susunan saraf didalamnya masih diffus seperti jala dan belum ada pengelompokan dalam ganglion. Sel-sel saraf berhubungan (innervasi) dengan kaki pembuluh, duri dan lain-lain.
Meskipun sistem saraf Echinodermata masih diffus seperti pada Coelenterata, namun sistem sarafnya sudah mempunyai struktur tertentu dan fungsinya sudah lebih maju. Terdapat sel saraf motorik, sel saraf sensorik dan telah ada refleks. Misalnya pada bintang laut, terdapat cincin saraf dalam cakram. Pada tiap penjuluran tubuhnya terdapat saraf radial pada sisi ventral. Saraf ini bercabang-cabang halus banyak sekali. Tiap saraf radial berakhir sebagai sebuah mata pada tiap penjuluran tubuh.
Sistem Saraf pada Platyhelminthes
Platyhelminthes sudah memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sel-sel saraf pada cacing pipih terkonsentrasi menjadi sebuah ganglion dengan dua lobus di bagian muka yang disebut dengan ganglion kepala atau otak primitif. Dari ganglion kepala terdapat dua tali saraf memanjang ke belakang tubuhnya membentuk seperti tangga. Karena itu disebut saraf tangga tali. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf-saraf yang tersusun secara transversal atau melintang yang menghubungkan tali saraf dengan saraf-saraf yang lebih kecil yang terletak tersebar di semua bagian tubuh. Ganglion kepala mempunyai peran sebagai pusat sensoris yang menerima impuls dari titik mata dan reseptor lainnya pada kepala. Ganglion kepala tidak mempunyai peran untuk mengkoordinasi aktifitas otot.
Sistem saraf pada  Arthropoda
Sistem saraf pada arthropoda mempunyai struktur bilateral seperti pada cacing tanah. Perkembangan yang kompleks pada otak arthropoda sangat berbeda dari spesies ke spesies. Namun pada dasarnya mempunyai tiga bagian yaitu protoserebrum, deuteroserebrum dan tritoserebrum. Pada arthropoda otak merupakan stasiun relay sensorik dan mempunyai pengaruh untuk mengontrol ganglia segmental yang lebih rendah seperti pada toraks dan abdomen. Ganglia segmental pada hewan ini merupakan pusat refleks lokal. Laba-laba mempunyai ganglion-ganglion ventral bersatu dengan ganglion dorsal, dan membentuk sebuah massa saraf yang ditembus oleh esofagus dan mengeluarkan banyak cabang. Ganglion dorsal itu sering disebut otak. Alat perasa yang pokok berupa 8 buah mata sederhana.
Sistem saraf Annelida
Pada hewan Polychaeta terdapat ganglion serebral atau ganglion supraesofageal dapat juga disebut sebagai otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion supraesofageal itu dihubungkan dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofageal. Dari ganglion subesofageal itu mengalir ke belakang sebatang saraf ventral. Dalam setiap metamer atau segmen batang saraf ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen ganglion. Batang saraf ventral bercabang-cabang lateral. Palpus dan tentakel pada hewan ini merupakan indra yang menerima saraf dari ganglion supraesofageal. Terdapat mata sederhana sebanyak 4 buah. Mata sederhana itu terdiri dari kornea, lensa, dan retina sehingga analog dengan mata pada vertebrata.
Sistem saraf pada Oligochaeta berupa sebuah ranting ganglion ventral, tiap segmen dengan satu rantai, mulai dari segmen ke-4. di samping itu ada ganglion suprafaringeal anterior yang juga disebut otak yang terletak dalam segmen ke-3. tali korda saraf di sekitar faring menghubungkan otak dengan ganglion ventral pertama. Dalam tiap metamer terdapat 3 pasang saraf yang berasal dari tali saraf ventral tersebut. Di dalam kulit cacing tanah terdapat organ-organ sensoris yang sensitive terhadap sentuhan dan cahaya.
Pada cacing tanah sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang lebih maju yaitu telah terbentuknya ganglia yang segmental sepanjang tubuhnya. Ganglion supraoesofagus yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia pada permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka). Hewan ini mempunyai ganglion pada tiap ruas tubuhnya. Ganglia segmental tersebut dihubungkan dengan tali saraf ventral. Tiap ganglion mempunyai fungsi sebagai pusat yang menerima impuls dari saraf sensorik dari reseptor kulit yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut saraf berukuran besar yang menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi bersama-sama.
Sistem saraf Mollusca
Pada bekicot, saraf-saraf ganglion secara rapat berpasangan sebagai saraf serebral (dorsal dari faring dan bukal), saraf kaki, saraf jeroan. Saraf-saraf dari ganglia itu melanjut keseluruh sistem organ.
Pada gastropoda, serebral atau ganglion suboeofagus mempunyai peran untuk mengontrol ganglia yang lebih bawah. Aktifitas refleks atau gerakan pada hewan ini dikontrol oleh aktifitas 4 pasang ganglion yaitu ganglia serebral, pedal, pleural, dan viseral. Pada Cephalopoda (cumu-cumi, gurita) terdapat otak yang kompleks karena adanya penggabungan berbagai ganglia yang letaknya mengelilingi oesofagus. Karena itu otaknya mempunyai bagian supraoesofagus dan suboesofagus. Pada bagian suboesofagus terdapat pusat pernafasan untuk inspirasi dan ekspirasi. Selain itu terdapat pula bagian yang termasuk ganglia pedal dan branchial yang mengontrol lengan dan tentakel. Sedangkan bagian otak supraoesofagus berisi pusat motorik, pusat sensorik utama yang berupa lobus untuk pembau, dan kompleks dorsal vertikal.


Kegiatan – II
1.     Apakah tujuan dari kegiatan praktikum 1 yang anda lakukan ?
Jawaban : Untuk mengetahui system koordinasi syaraf pada katak yang normal
2.    Apakah tujuan dari kegiatan praktikum 2 yang anda lakukan ?
Jawaban : untuk mengetahui system koordinasi syaraf pada katak yang sudah didekapitasi
3.    Bagaimanakah respon katak normal pada rangsang yang diberikan ?
Jawaban : respon katak normal sangat agresif dalam menanggapi rangsang yang diberikan, kecuali pada katak betina tidak menanggapi rangsang suara tapi submandibulanya bergerak.
4.    Apakah katak yang telah didekapitasi masih sanggup merespon setiap rangsang yang diberikan?
Jawaban : katak yang telah didekapitasi tidak dapat menanggapi  semua rangsang yang diberikan.
5.    Bagaimanakah gerakan kaki teman anda setelah dipukul ? mengapa demikian ?
Jawaban : reaksi kaki setelah dipukul menendang, ini terjadi karena adanya gerak refleks
6.    Bagaimana pula dengan gerakan tangannya ? jelaskan !
Jawaban : Gerakan tangannya terangkat keatas, ini terjadi karena adanya gerak refleks sama seperti pada kaki yang dipukul.
7.    Apakah yang dimaksud dengan refleks?
Jawaban : Gerak refleks adalah gerakan spontan yang disadari.
8.    Komponen system saraf manasajakah yang menyusun system refleks ?
Jawaban :
a.    reseptor
b.    sensorik
c.    interneuron
d.    motorik
e.    efektor
9.    Bagaimanakah mekanisme refleks ?
Jawaban : mekanisme refleks terjadi ketika ada rangsangan yang mengenai reseptor kemudian rangsangan tersebut duetruskan kesensorik dan diteruskan lagi ke interneuron dan kediteruskan ke motorik dan berarkhir di efektor sehingga timbullah gerakan sebagai suatu refleks dari adanya rangsang.
10.  Apa yang dapat anda simpulkan dari kegiatan yang anda lakukan ?
Jawaban :
1. Dapat membedakan rangsang pada katak yang didekapitasi dan tidak didekapitasi.
2. Sitem koordinasi syaraf melibatkan pusat syaraf dan organ organ syaraf. Yaitu melibatkan sumsum tulang belakang, otak, system gerak, dan otot.
3. Gerak refleks adalah gerak spontan yang disadari dengan perjalanan rangsang dari resepter-sensorik-interneuron-motorik-dan ditanggapi oleh efektor.


G.  Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa larutan gish yang dipanaskan (tabung A dan tabung B) akan mematikan mikroorganisme sehingga tidak akan terjadi reaksi, adapun reaksi yang terjadi tidak akan terjadi secara signifikan. Berbeda dengan larutan gist yang tidak di panaskan akan tejadi reaksi karena mokroorganismenya tidak mati. Reaksi tersebut bias berupa gelembung yang dihasilkan, endapan, dan perubahan warna yang terjadi (tabung C dan tabung D).



Daftar Pustaka

Campbell, Neil.A, dkk. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III.Erlangga. Jakarta.
Nurjaman,Sopyan.2012.Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan.Bandung:Lili Creative
http://id.wikipedia.org/wiki/kataksawah [diakses pada 21 Januari 2015]