SISTEM SARAF PADA KATAK SAWAH (Rana cancrivora)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
(LAPORAN KULIAH LAPANGAN)
Disusun oleh: Kelompok 4
Rini Indriani
|
(12542006)
|
Ina Nurlaela
|
(12542007)
|
Imas Rini Rukmana
|
(12542009)
|
Dede Sumyati
|
(12542011)
|
Iis Siti Nurfadilah
|
(12542014)
|
|
|
Program studi
Pendidikan Biologi S-1
|
|
Semester/Kelas
|
5/3-B
|
Dosen Pembimbing:
Siti Nurkamilah, M.Pd.,
LABORATORIUM BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN GARUT
2015
SISTEM SARAF
PADA KATAK SAWAH (Rana cancrivora)
(Laboratorium
Fisiologi Hewan UPI – Bandung, 15 Januari 2015))
A. Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini
adalah untuk mengetahui reflex normal dan spinal pada katak sawah (Rana cancrivora).
B. Alat dan bahan
v Alat :
§ Seperangkat alat bedah
§ Bak bedah
§ Gunting bedah
§ Palu atau alat pemukul lainnya
§ Ember
§ Akuarium
§ Statif
§ Rantai penggantung
§ Sonde atau pengaduk gelas
§ Kursi
§ Alat tulis
§ Kamera
§ Stopwatch
v Bahan :
§ Katak sawah (Rana cancrivora) (2 ekor)
§ Lartan HNO3 encer
§ Larutan HNO3 pekat
§ Larutan H2SO4 1%, 2%, 3%
§ Larutan fisiologis (NaCl 0,6%)
C. Langkah kerja
Adapun langkah kerja dari praktikum ini adalah:
Kegiatan – 1 (dilakukan oleh 2 orang praktikan)
a. Masing-masing praktikan memengang 1 ekor katak sawah (Rana cancrivora) yang masih hidup dengan
tangan kiri dan genggamlah kedua kaki belakangnya, kemudian dekatkan gelas
pengaduk atau sonde pada daerah mata, amati dan catatlah apa yang terjadi
dengan matanya?;
b. Sentuhlah nares
eksternal (hidung luar) katak sawah (Rana
cancrivora). Perhatikan dan catat bagaimana gerakan nares ekternalnya?;
c. Lakukan dekapitasi pada pada salah satu katak sawah (Rana cancrivora) dengan cara mengangkat
otaknya. Kerjakanlah dengan cara hati-hati agar tidak merusak tulang
belakangnya (spinal cord) seperti
berikut:
Masukkanlah
gunting bedah ke dalam mulut katak dan angkat kepalanya, kemudian guntinglah di
bawah membrane tympani. Tutuplah
bagian potongan tersebut dengan kapas yang sudah dibasahi larutan fisiologis (naCl
0,6%) dan gantunglah katak tersebut pada statif dengan mengait rahang bawahnya.
Tetesi dengan larutan fisologis agar kesadarannya pulih kembali.
Setelah
katak siuman kerjakanlah hal-hal berikut dibawah ini. Pada katak normal maupun
yang didekapitasi;
d. Usaplah bagian sub
mandibular sampai dengan perut dan perhatikan gerakan anggota badan
anterior (kaki depan);
e. Goreslah atau sentuhlah bagian lateral atau dorsal tubuh
katak. Apakkah katak tersebut berbunyi? Adakah respon lain selain berbunyi?
Catatlah!
f. Peganglah kedua kaki depannya dan biarkan kedua kaki
belakang bebas, kemudian goreskan gelas pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam
larutan HNO3 encer pada punggungnya, amati apa yang terjadi;
g. Masukkan kedua katak tersebut kedalam akuarium, perhatikan
gerakannya;
h. Kemudian terlentangkan kedua katak pada bak bedah,
perhatikan apakah katak tersebut berusaha untuk membalikkan badannya atau
tidak;
i. Selanjutnya letakkan kedua katak tadi pada bidang miring
mengarah ke bawah bidang miring tersebut lalu perhatikanlah gerakannya;
j. Sediakan tiga beker glass yang masing-msing berisi larutan
H2SO4 1%, 3%, dan 5%. Lakukanlah sumasi dengan rangsanan zat-zat kimia seperti
berikut:
Celupkan
ujung jari katak pada larutan yang memiliki konsentrasi terendah/terlemah,
ulangi beberapa kali sampai terjadi respon. Celupkan ujung jari katak tersebut
pada larutan yang lebih kuat. Perhatikan sebelum dicelupkan jari kaki katak
harus dicuci terlebih dahulu.
k. Sentuhlah jari kaki belakang dan jari kaki depan dengan
benda panas, perhatikan reaksinya;
l. Sentuh pula bagian ventral/perutnya dengan benda panas
(sonde yang dibakar), bagaimana reaksinya?;
m. Catatlah respon katak terhadap rangsang pada table yang
disediakan.
Kegiatan II
1. Mintalah teman anda untuk duduk pada kursi dan biarkan salah
satu kakinya dalam keadaan bebas. Pukullah ligamentum
pattelanya (dibawah tempurung lutut) dengan palu atau alat pemukul lainnya.
Perhatikan gerakan kaki tersebut;
2. Mintalah teman anda untuk melipat tangan dengan telapak
tangan menengadah ke atas, tekanlah telapak tangannya dengan telapak tangan
tangan anda. Tempatkan telapak tangan anda diatas telapak tangannya. Perhatikan
respon apa yang terjadi?;
3. Lakukan hal yang sama pada anggota kelompok anda dan
catatlah hasil kegiatanmu pada table yang telah disediakan.
D. Landasan teori
Sistem
saraf mengintegrasikan dan mengkoordinasikan fungsi-fungsi jaringan lain dalam
tubuh. Jaringan saraf terdiri atas macam-macam jenis sel neuron dan sel glia
yang berasal dari neuroepitel embrional. Sistem saraf sebenarnya dua sistem yang
struktur dan fungsi saling berhubungan. Sistem saraf pusat (SSP) yang mencakup
otak dan medula spinalis, dan sistem saraf tepi (SST), yang mencakup saraf dan
ganglion yang terbesar diseluruh bagian tepi tubuh. Neuron merupakan dasar
unsur sel sistem saraf. Struktur neuron sangat bervariasi. Sel glia seperti
glia seperti astrosit dan sel Schwann, melakukan fungsi tambahan yang tidak
berkaitan dengan komunikasi. Sinapsis adalah tempat hubungan anatomik dan
fungsional antarneuron ( Johnson, Kurt E. , 1994: 215).
Lintasan
impuls saraf dari reseptor sampai efektor disebut lengkung refleks. Apabila
suatu saraf diberi rangsangan , maka sel saraf akan merespon yaitu mengubah
energi rangsangan menjadi energi elektrokimia
impuls saraf yang akan dirambatkan sepanjang serabut saraf. Rambatan
impuls saraf ini tidak dapat diamati dengan mata seperti kontraksi otot
(Nukmal, Nismah, 2012 :14). Saraf spinal timbul dari saraf tunjang sebagai
sebuah akar dorsal dan akar ventral yang kemudian bersatu membangun saraf
spinal.Pada akar dorsal terdapat ganglion spinal dan akar dorsal ini terutama
sensoris., sedangkan akar ventral motoris. Tidak jauh sesudah munculnya kanalis
vertebralis, setiap saraf spinal sekurang-kurangnya akan pecah menjadi dua
cabang. Sebuah ramus dorsal mensuplai otot epaksial dan kulit punggung. Sistem
saraf otonom merupakan bagian dari sistem saraf periferi yang mengontrol
aktivitas lingkungan dalam yang biasanya involuntary, seperti denyutan jantung,
gerakan peristaltik dan berkeringat. Dibangun oleh neuron motoris yang menuju
otot polos di organ-organ interna. Sistem saraf otonom terdiri atas neuron
preganglionik yang meninggalkan sistem saraf pusat melalui akar ventral dari
saraf segmental sebelum mengadakan sinapsis dengan neuron postganglionik yang menuju
ke efektornya. Terdapat 2 bagian dari sistem saraf otonom yaitu sistem saraf
simpatis dan sistem saraf parasimpatis (Nurcahyani,Nuning, 2005 : 62-66).
Sel
saraf bekerja dengan cara menimbulkan dan menjalarkan impuls (potensial aksi).
Impuls dapat menjalar pada sebuah sel saraf, tetapi juga dapat menjalar ke sel
lain dengan melintasi sinaps. Penjalaran impuls melintasi sinaps dapat terjadi
dengan cara transmisi elektrik atau transmisi kimiawi (dengan bantuan
neurotransmitter) (Isnaeni, 2006: h. 82). Komunikasi antara satu neuron dengan
neuron lainnya atau dengan otot dan kelenjar melalui proses transmisi sinaptik.
Pada transmisi sinptik terjadi sinaps (hubungan) dimana akson dari suatu neuron
sel presinaps akan berhubungan dengan dendrit, akson, atau badan sel neuron
postsinaps. Terdapat dua jenis transmisi sinaptik: transmisi sinaptik elektrik
dan transmisi sinaptik kimiawi (Halwatiah, 2009: h. 29).
Menurut
(Pratama, 2012) berdasarkan fungsinya sistem saraf dapat dibedakan atas tiga
jenis :
1) Sel saraf sensorik
adalah sel saraf yang membawa impuls berupa rangsangan dari reseptor (penerima
rangsang), ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Sel saraf
sensorik disebut dengan sel saraf indera, karena berhubungan dengan alat
indera.
2) Sel saraf motorik
adalah sel saraf yang membawa impuls berupa tanggapan dari susunan saraf pusat
(otak atau sumsum tulang belakang) menuju ke atau kelenjar tubuh. Sel saraf
motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak karena berhubungan erat dengan
otot sebagai alat gerak.
Refleks
adalah suatu respon organ efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat
otomatis atau tanpa sadar, terhadap suatu stimulus tertentu. Respon tersebut melibatkan suatu rantai yang
terdiri atas sekurang-kurangnya 2 neuron, membentuk suatu busur refleks. Dua neutron aferen, sensoris, atau reseptor,
dan neuron eferen, motoris , atau efektor. Umumnya satu atau lebih neuron
penghubung (interneuron) terletak di antara neuron reseptor dan neuron efektor.
Meskipun refleks dapat melibatkan berbagai bagian otak dan sistem saraf otonom,
refleks yang paling sederhana adalah refleks spinal. Suatu refleks spinal yang
khas adalah refleks rentang yang digambarkan dengan refleks pemukulan
ligamentum patela (suatu tendon) , sehingga menyebabkan otot lutut terentang. Kenyataan bahwa aksi
refleks ini tidak memerlukan kontrol kesadaran dapatlah ditunjukkan dengan
seekor hewan, misalnya katak, yang otaknya telah diambil dengan cara memotong
korda spinalis. Seekor hewan yang telah diputuskan kolumna spinalisnya disebut
hewan spinal, karena semua aktivitas arah kandal dari lokasi pemotongan itu
pastilah hanya karena korda spinalisnya, tidak lagi ada hubungan dengan otak.
Katak amatlah berguna untuk mendemostrasikan refleks spinal karena periode
shock spinal yang menghilangkan aktivitas refleks dan membuat katak menjadi
lumpuh, berlangsung hanya dalam beberapa menit saja. Setelah pulih dari shock
spinal, hewan akan menarik sebuah kakinya apabila diberi stimulus seperti
misalnya rangsangan listrik atau diberi sedikit asam lemah (Frandson, 1992 :158
).
Sel
saraf penghubung disebut juga dengan sel saraf konektor. Hal ini disebabkan
karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensoris ke sel saraf
ke sel saraRefleks terjadi lewat suatu lintasan tertentu disebut lengkung
refleks, dengan komponen reseptor, neuron sensorik, neuron penghubung (di dalam
otak dan medulla spinalis), neuron motorik dan efektor. Sebagian besar
merupakan refleks yang rumit, melibatkan lebih dari satu neuron penghubung (Tim
Dosen, 2012: h. 8).
Menurut (Hala, 2007:
h. 88) fungsi utama sistem saraf adalah :
1.
Untuk mendeteksi, menganalisa, menggunakan, dan
menghantarkan semua informasi yang ditimbulkan oleh rangsang sensoris (seperti
panas dan cahaya) dan perubahan mekanis dan kimia yang terjadi di dalam
lingkungan internal dan eksternal.
2.
Untuk mengorganisir dan mengatur, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung, sebagian terbesar fungsi tubuh, terutama kegiatan
motoris, visceral, endokrin dan mentalf motorik.
Pada
tingkat yang paling sederhana, organisasi sistem saraf hanya tersusun atas
sebuah neuron dengan dendrit dan akson.Meskipun masih sangat sederhana, dengan
susunan sistem saraf yang demikian ternyata hewan mampu menanggapi berbagai
perubahan di lingkungannya (Isnaeni, 2006: h. 78). Neuron tersusun dalam
sirkuit yang terdiri dari dua atau atau lebih jenis fungsional. Sirkuit neuron
yang paling sederhana hanya melibatkan sinapsis antara dua jenis neuron, neuron
sensoris dan neuron motoris. Masing-masing neuron sensoris mengirimkan sinyal
dari reseptor sensoris ke neuron motoris, yang selanjutnya mengirimkan sinyal
ke efektor. Hasilnya seringkali adalah suatu respons otomatis yang sederhana,
yang disebut refleks (Campbell, 2004: h. 202).
Gerak
refleks merupakan respon yang cepat dan tidak disadari terhadap perubahan
lingkungan interna maupun eksterna. Refleks dikendalikan oleh sistem saraf
yaitu otak (disebut refleks kranial) atau medula spinalis (disebut refleks
spinal) lewat saraf motorik kranial dan spinal. Saraf kranial dan saraf spinal
dapat berupa saraf somatik yang mengendalikan refleks otot kerangka atau saraf
otonom yang mengendalikan refleks otot plos, jantung dan kelenjar. Meskipun
refleks spinal dapat terjadi tanpa keterlibatan otak, tetapi otak seringkali
memberikan pertimbangan dalam refleks spinal. Refleks adalah suatu respon organ
efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat otomatis atau tanpa sadar,
terhadap suatu stimulus tertentu. Respon
tersebut melibatkan suatu rantai yang terdiri atas sekurang-kurangnya 2 neuron,
membentuk suatu busur refleks. Dua
neutron aferen, sensoris, atau reseptor, dan neuron eferen, motoris , atau
efektor. Umumnya satu atau lebih neuron penghubung (interneuron) terletak di
antara neuron reseptor dan neuron efektor. Meskipun refleks dapat melibatkan
berbagai bagian otak dan sistem saraf otonom, refleks yang paling sederhana
adalah refleks spinal. Suatu refleks spinal yang khas adalah refleks rentang
yang digambarkan dengan refleks pemukulan ligamentum patela (suatu tendon) ,
sehingga menyebabkan otot lutut terentang.
Pada
dasarnya semua sel memiliki sifat iritabilitas, artinya sel dapat menanggapi
(merespon) rangsangan yang sampai kepadanya. Sifat tersebut tampak masih sangat
menonjol pada sel otot dan sel saraf. Sel otot akan menunjukkan respon apabila
padanya diberi rangsangan lewat saraf atau langsung pada otot. Respon yang
ditunjukkan oleh sel otot umumnya berupa kontraksi otot, sedangkan respon yang
pada sel saraf tidak dapat diamati, sebab berupa proses pembentukan potensial
aksi yang kemudian dirambatkan berupa impuls. Adanya respon sel saraf hanya
dapat diamati pada efektornya.
E. Data hasil
pengamatan
Kegiatan – I
Pada kegiatan – I
disajikan dalam bentuk table berikut ini
Jenis Rangsang
|
Tanggapan yang diberikan katak normal
|
Tanggapan yang diberikan berikan perlakuan (didekapitasi)
|
a
|
Mata mengedip dan membuka menjadi bulat serta membrane
niktitans nya dapat terlihat
|
Mata mengedip dan membuka menjadi bulat serta membrane
niktitans nya dapat terlihat
|
b
|
Nares eksterna nya mengembang dan mengempis
|
Nares eksterna nya mengembang dan mengempis
|
c
|
|
Didekapitasi
|
d
|
Kaki depannya bergerak
|
Kaki depannya bergerak
|
e
|
Bergerak dan tidak terdengar bunyi (tidak ada bunyi)
|
Bergerak dan \terdengar bunyi (terdapatada bunyi)
|
f
|
Bergerak dan meronta ronta, memberikan respon yang cepat
|
Bergerak lebih cepat dan meronta ronta (respponnya cepat)
|
g
|
Bergerak dan berenang dengan cepat (cukup lincah)
|
Bergerak dan berenang dengan lambat
|
h
|
Katak dapat mempertahankan posisinya dan berusaha untuk
membalikkan tubuhnya
|
Katak tidak dapat membalikkan tbuhnya hanya bergerak-gerak
saja
|
i
|
Katak mempertahankan posisinya
|
Katak mempertahankan posisinya
|
j
|
Pada saat katak digantung terjadi respon dengan gerakan
|
|
H2SO4 1 %
|
Merespon dengan adanya gerakan pada kedua kaki, tapi
sedikit (kurang begitu respon)
|
Kedua kaki merespon cukup baik, yaitu dengan
bergerak-gerak.
|
H2SO4 3 %
|
Respon yang timbul berupa gerakan kaki yang lebih cepat
dari sebelumnya
|
Respon yang timbul berupa gerakan kaki yang cepat
|
H2SO4 5 %
|
Merespon cukup kuat dan dengan kaki yang bergerak cepat
|
Respon yang timbul berupa gerakan kaki yang lebih cepat
dari sebelumnya
|
H2SO4 Pekat
|
Tidak terjadi respon
|
Ada respon tapi sedikit dan lambat
|
k
|
Kulit katak melepuh dan katak terlihat kepanasan
(responnya)
|
Seluruh badan katak bergetar dan terlihat kepanasan
|
l
|
Kaki dan tangannya bergerak
|
Alat gerak depan (kaki depan) bergerak dan disusul dengan
etaran dari seluruh tubuhnya
|
Gambar katak yang di dekapitasi
Kegiatan – II
Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk table berikut
ini.
Nama
|
Respon gerakan
kaki
|
Respon gerakan
tangan
|
Keterangan
|
Ina Nurlaela
|
Kaki menendang
|
Tangan
terangkat
|
-
|
Imas Rini Rukmana
|
Kaki menendang
|
Tangan
terangkat
|
-
|
Iis Siti Nurfadilah
|
Kaki menendang
|
Tangan
terangkat
|
-
|
Dede Sumyati
|
Kaki menendang
|
Tangan
terangkat
|
-
|
Rini Indriani
|
Kaki menendang
|
Tangan
terangkat
|
-
|
F.
Pembahasan
Setelah melakukan praktikum maka dapat dilihat bahwa saraf
pusat sebagai pengendali refleks dilakukan praktikum mengenai refleks pada
manusia. Berdasarkan praktikum didapat hasil yaitu pada posisi duduk dan kaki
menyilang di ketuk dengan hammer, sedang. Pada posisi duduk memegang jari-jarinya
di depan dada dan kedua tangannya saling mendorong di ketuk dengan hammer,
lemah. Melakukan lari-lari kecil kemudian duduk dan di ketuk menggunakan
hammer, sedang. Berdasarkan hal tersebut, yang paling cepat beraksi adalah saat
pada posisi duduk dan kaki menyilang dan melakukan lari-lari kecil kemudian
duduk.
Pada
praktikum sistem saraf pusat dan otonom, hasil yang didapatkan adalah pada
katak normal, sikap badannya kuat, gerakan – gerakan spontan kuat, keseimbangan
kuat, kemampuan berenang kuat, frekuensi nafas kuat, dan frekuansi jantung
kuat, 118 per menit. Pada katak decerbrasi, sikap badannya sedang, gerakan –
gerakan spontan sedang, keseimbangan sedang, kemampuan berenang sedang,
frekuensi nafas sedang, dan frekuansi jantung sedang, 108 per menit. Pada katak
spinal, sikap badannya lemah, gerakan – gerakan spontan lemah, keseimbangan
lemah, kemampuan berenang lemah, frekuensi nafas lemah, dan frekuansi jantung
lemah, 28 per menit. Pada katak didekapitasi, yang ditusuk adalah bagian
anterior dari otak yang menghubungkan membran timpani. Yang dirusak adalah
bagian cerebrum (otak besar). Katak spinal merupakan katak dengan kondisi otak
yang rusak tetapi respon yang dihasilkan tetap ada namun katak merespon
stimulus sangat lama. Hal ini dikarenakan sistem saraf pada otaknya telah
mengalami kerusakan pada saat penusukan dengan kawat atau jarum pada saat
praktikum.
Penurunan
reaksi katak karena koordinasi yang tidak baik lagi antara sel-sel saraf nya
akibat penusukan . Pada kondisi katak normal, katak memberikan respon sangat
kuat karena katak masih memiliki sistem saraf pusat yang normal sehingga
penyampaian impuls tidak terganggu.
Refleks
adalah suatu respon organ efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat
otomatis atau tanpa sadar, terhadap suatu stimulus tertentu. Respon tersebut
melibatkan suatu rantai yang terdiri atas sekurang-kurangnya 2 neuron,
membentuk suatu busur refleks. Dua
neutron aferen, sensoris, atau reseptor, dan neuron eferen, motoris, atau
efektor. Umumnya satu atau lebih neuron penghubung (interneuron) terletak di
antara neuron reseptor dan neuron efektor. Meskipun refleks dapat melibatkan
berbagai bagian otak dan sistem saraf otonom, refleks yang paling sederhana
adalah refleks spinal. Suatu refleks spinal yang khas adalah refleks rentang
yang digambarkan dengan refleks pemukulan ligamentum patela (suatu tendon) ,
sehingga menyebabkan otot lutut terentang. Apabila tempurung lutut tiba-tiba
membengkok , gerakan ini akan merentangkan otot quadriseps sehingga melahirkan
refleks yang menyebabkan quadriseps berkontraksi. Akibatnya terjadi perentangan
lutut.
Kegiatan – I
1. ada Jelaskan arti koordinasi dalam sistem saraf ?
Jawaban
: Sistem
yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar tubuh
dapat bekerja dengan serasi dan sesuai dengan fungsinya dan itu dinamakan
dengan sistem koordinasi. Dalam Sistem koordinasi terdapat sistem saraf dan
hormon dan berikut inilah pengertiannya :
Sistem saraf itu disusun dari bagian
yang paling kecil, yaitu sel saraf (neuron). Kalau Dilihat dari fungsinya, sel
saraf itu dapat dibedakan atau dibagi menjadi 4 yaitu :
-
Neuron sensoris yang fungsinya untuk meneruskan rangsang
dari penerima (reseptor) ke saraf pusat (otak).
-
Neuron motoris yang berfungsi untuk meneruskan rangsang dari
otak menuju ke otot dan kelenjar.
-
Neuron penghubung yang fungsinya itu menghubungkan sel saraf
yang satu dengan sel saraf yang lainnya, dan ternyata neuron penghubung ini
kalau kita bisa lihat banyak ditemukan pada otak dan sumsum tulang belakang.
-
Neuron ajustor berfungsi sebagai penghubung antara neuron
sensorik dengan motorik di sumsum tulang belakang dan otak.
Berikut
ini adalah bagian-bagian dari sel saraf yaitu badan sel dan dendrit
Sistem
Saraf Manusia
Pada
manusia Sistem saraf itu terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat itu terdiri dari:
a. Otak
Bagian-bagian dari otak, yaitu
otak besar dan otak tengah (Mesenchefalon)
b. Otak kecil
(Cerebellum)
c. Sumsum lanjutan
(Medulla oblongata)
d. Sumsum tulang
belakang (Medula spinalis)
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi yang utama sebagai penghubung sistem saraf tepi ke otak atau sebagai penghantar impuls saraf dari otak dan menuju otak. Sebagai pusat gerak reflex, yaitu sumsum tulang belakang ini terletak di dalam rongga ruas tulang belakang (dari ruas tulang leher sampai tulang ekor), terdiri atas lapisan dalam yang berwarna kelabu dan lapisan luaryang berwarna putih.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi yang utama sebagai penghubung sistem saraf tepi ke otak atau sebagai penghantar impuls saraf dari otak dan menuju otak. Sebagai pusat gerak reflex, yaitu sumsum tulang belakang ini terletak di dalam rongga ruas tulang belakang (dari ruas tulang leher sampai tulang ekor), terdiri atas lapisan dalam yang berwarna kelabu dan lapisan luaryang berwarna putih.
Sistem saraf tepi merupakan sistem
saraf yang dapat menghubungkan semua bagian tubuh dengan pusat saraf (otak dan
sumsum tulang belakang). Sistem saraf tepi, terdiri ini dari sistem saraf sadar
(somatik) dan sistem saraf tak sadar (otonom).
Mekanisme Gerak Manusia
Rangsangan (impuls) yang,mengenai tubuh
diterima oleh organ reseptor yang kemudian diteruskan ke pusat saraf. Dari
pusat saraf akan disampaikan tanggapan (respon) ke organ efektor dalam bentuk
gerakan. Gerakan yang sudah dihasilkan dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Gerak biasa. Urutan jalannya impuls
pada gerak biasa, yaitu: Rangsangan -> sel saraf sensorik -> otak-sel
saraf motorik -> respon pada organ efektor
Gerak refleks terjadi secara otomatis
terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak sehingga dapat berlangsung cepat.
Gerak refleks itu terjadi tanpa kita sadari terlebih dahulu atau tanpa
dipengaruhi kehendak. Contoh: mengangkat tangan ketika terkena api dan
mengangkat kaki ketika tertusuk.
Urutan perambatan impuls pada gerak refleks, yaitu:
Stimulus pada organ reseptor -> sel saraf sensorik -> sel penghubung (asosiasi)
pada sumsum tulang belakang -> sel saraf motorik -> respon pada organ efektor.
Urutan perambatan impuls pada gerak refleks, yaitu:
Stimulus pada organ reseptor -> sel saraf sensorik -> sel penghubung (asosiasi)
pada sumsum tulang belakang -> sel saraf motorik -> respon pada organ efektor.
2. Jelaskan dengan menggunakan gambar sel saraf motorik,saraf
sensorik dan interneuron dan jelaskan fungsinya?
Jawaban:
Gambar sel saraf
Keteranagn :
a.
Sel saraf sensorik
b. Sel saraf motorik
c. Sel
saraf interneuron
3. Bagaimana proses polarisasi karena adanya proses sodium
pump?
Jawaban
: Membran plasma dalam keadaan istrahat (terpolarisasi) hampir selalu
impermeabel bagi ion Na+ (dan juga untuk protein, yang cenderung bermuatan
negatif). Sebaliknya, membran tersebut sangat permiabel untuk ion K+ dan Cl+.
Ion Na+ secara aktif ditransportasikan keluar sehingga di bagian luar sel
menumpuklah muatan positif, sedangkan di bagian dalam menjadi negatif. Meski
sebagian ion Na+ itu cenderung mengalami kebocoran, dan gradien konsentrasi
arahnya ke dalam membran, mekanisme transport aktif pompa natrium terus menerus
bekerja memompa ion Na+ keluar lagi sehingga membran yang istirahat itu tetap
terpolarisasi. Ion Cl- bergerak bebas menembus membran plasma menyertai ion Na+
yang di angkut keluar membran oleh pompa natrium. Ion K+ juga melintasi membran
dengan mudah, tetapi masuk ke dalam sitoplasma guna membantu menyeimbangkan
protein di dalam membran plasma sel saraf itu. Sejumlah ion K+ juga di angkut
secara aktif meintasi membran plasma ke dalam sel melalui mekanisme pomompaan
kalium. Kelebihan muatan negatif dan positif cenderung untuk menimbulkan tarik
menarik satu sama lain, sehingga muatan tersebut ekan berjajar pada
masing-masing sisi membran. Akibatnya terbentuk suatu potensial listrik lintas
membran, persis sepert suatu kapasitor listrik yang bermuatan. Pemompaan Na+
tergantung pada adanya adenosin triphosfat (ATP) untuk mensuplai energi
ditambah dengan suatu pengangkutan di dalam membran guna mengangkut ion Na+.
Dalam proses ini suatu konsentrasi ion K+ yang relatif besar timbul di dalam
sel. Suatu enzim membran yaitu adenosin trifosfatase (ATP-ase), menghidrolisa
ATP menjadi ADP dengan menghasilkan energi yang dihasilkan untuk transport itu.
Kemudian kompleks transport aktif ini dikenal dengan nama sistem Na-K-ATPase.
Ketidakseimbangan ion pada potensial istirahat membran ini dikenalkan oleh
sistem Na-K-ATPase; tidak terjadi penambahan ataupun pengurangan, atau tidak
ada arus neto ion pada masing-masing sisi membran tersebut. Pada sisi yang sama
konsentrasi anion sama dengan konsentrasi kation. Atau secara sederhana impuls
saraf merupakan berita yang merambat dan pada saat itu disebelah dalam serabut
saraf bermuatan negatif kira-kira -60 mVolt, sedangkan di sebuah luar bermuatan
positif. Keadaan muatan listrik tersebut diberi nama potensial istirahat. Dalam
keadaan tersebut membran serabut saraf dalam keadaan polarisasi. Jika sebuah
impuls merambat melalui sebuah akson, dalam waktu singkat muatan di sebalah
dalam menjadi positif kira-kira 60 mVolt dan muatan di sebuah luar menjadi
negative. Perubahan tiba-tiba pada potensial istirahat bersamaan dengan impuls
disebut potensial kerja (active potential).
4. jelaskan Sel – sel
neuroglia mempunyai peranan penting dalam sistem saraf?
Jawaban
: Neuroglia ( berasal dari kata ‘nerve
glue’ ) yang pertama kali
diperkenalkan oleh Rudolf Virchow
pada tahun 1854. Neuroglia
tersusun atas berbagai macam sel yang secara keseluruhan menyokong, melindungi
dan berperan sebagai sumber nutrisi bagi sel saraf (Neuron), baik pada susunan
saraf pusat (SSP) maupun pada susunan
saraf tepi (SST). Sel-sel glia memegang peranan sangat penting dalam menunjang
aktivitas neuron. Sel ini sangat penting bagi integritas struktur sistem saraf
dan bagi fungsi normal neuron.
Neuroglia
adalah sel penyokong untuk neuron-neuron SSP, sedangkan sel Schwann menjalankan
fungsi tersebut pada SST. Neuroglia menyusun 40% volume otak dan medula
spinalis. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron dengan
perbandingan sekitar 10:1. Tidak seperti neuron, sel glia tidak membentuk atau
mengeluarkan impuls saraf. Sel ini berkomunikasi dengan neuron dan di antara
mereka sendiri melalui sinyal kimiawi. Selama beberapa waktu sejak penemuannya
pada abad ke-19, sel glia dianggap oleh para ilmuwan adalah “semen” pasif yang
secara fisik menopang neuron yang secara fungsional penting. Namun, dalam
decade terakhir, beragam peran penting yang dimiliki oleh sel ini mulai
terungkap. Sel glia berfungsi sebagai jaringan ikat SSP dan karenanya membantu
menunjang neuron baik secara fisik maupun metabolik. Sel-sel ini secara
homeostatis mempertahankan komposisi lingkungan ekstrasel khusus yang
mengelilingi neuron di dalam batas-batas sempit yang optimal bagi fungsi
neuron. Selain itu, sel-sel ini secara aktif memodulasi sinaps dan kini dianggap
sama pentingnya seperti neuron dalam proses belajar dan mengingat.
5. Jelaskan bagaimana jalannya impuls pada serabut saraf yang
mempunyai meilin?
Jawaban
: Skema jalannya impuls gerak biasa
Rangsang --> reseptor --> neuron sensorik --> OTAK --> neuron motorik --> efektor --> gerak biasa
Skema jalannya impuls gerak refleks:
Rangsang --> reseptor --> neuron sensorik --> SUMSUM TULANG BELAKANG --> neuron motorik --> efektor --> gerak reflex
Rangsang --> reseptor --> neuron sensorik --> OTAK --> neuron motorik --> efektor --> gerak biasa
Skema jalannya impuls gerak refleks:
Rangsang --> reseptor --> neuron sensorik --> SUMSUM TULANG BELAKANG --> neuron motorik --> efektor --> gerak reflex
Selaput
Meilin merupakan kumpulan dari serangkaian sel Schwan. Mielin berfungsi untuk
melindungi Akson, memberi nutrien serta mempercepat penghantaran impuls. Jadi
serabut yang memiliki meilin akan mempercepat kerja impuls.
6. Gambarkan sebuah sinaps dan jelaskan proses merambatnya
impuls melalui sinaps?
Jawaban :
Gambar sinaps
Impuls Melalui Sinapsis
Sinapsis merupakan titik temu antara ujung neurit
dari suatu neruron dengan ujung dendrit dari neuron lainnya. Setiap ujung
neurit membengkak membentuk bonggol yang disebut bonggol sinapsis. Pada bonggol sinapsis tersebut terdapat
mitokondria dan gelembung-gelembung sinapsis. Gelembung-gelembung sinapsis
tersebut berisi zat kimia neurotransmitter
yang berperan penting dalam merambatkan impuls saraf ke sel saraf lain.
Ada berbagai macam neurotransmitter, antara
lain asetilkolin yang terdapat
pada sinapsis di seluruh tubuh, noradrenalin
yang terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin
yang terdapat di otak.
Antara ujung bonggol sinapsis dengan membran sel
saraf berikutnya terdapat celah sinapsis yang dibatasi oleh membran prasinapsis dan membran postsinapsis dari sel saraf
berikutnya atau membran efektor.
Apabila impuls saraf sampai pada bonggol sinapsis, maka gelembung-gelembung
sinapsis akan mendekati membran prasinapsis, kemudian melepaskan isinya, yaitu neurotransmitter, ke celah sinapsis.
Impuls saraf dibawa oleh neurotransmitter
ini. Neurotransmitter menyeberang
celah sinapsis menuju membran postsinapsis. Zat kimia neurotransmitter mengakibatkan terjadinya
depolarisasi pada membran postsinapsis dan terjadilah potensial kerja. Ini
berarti impuls telah diberikan ke sarabut saraf berikutnya. Dengan demikian
impuls saraf menyeberangi celah sinapsis dengan cara perpindahan zat-zat kimia,
untuk kemudian dilanjutkan pada sal saraf berikutnya dengan cara rambatan
potensial kerja.
Apabila neurotransmitter
sudah melaksanakan tugas, neurotransmitter
akan diuraikan oleh enzim yang dihasilkan oleh membran postsinapsis, Misalnya,
apabila neurotransmitter berupa
asetikolin maka enzim yang
menguraikannya adalah enzim asetilkolinesterase.
7. Apa bedanya zat kimia menghantar sinaps syaraf somatik
dan simpatik?
Jawaban
: Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat dalam
syaraf somatic sedangkan, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik
8. Apakah pengaruh zat – zat racun tertentu pada sinaps?
Jawaban
: Sinapsis adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan
neuron lain. Pada setiap neuron, terminal aksonnya membengkak membentuk suatu
tonjolan kecil yang disebut tombol sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat
celah sinapsis. Sebuah sinapsis menyediakan koneksi antar neuron yang
memungkinkan informasi sensorik mengalir di antara mereka. Pada bagian ujung
akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat
kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin
dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Fungsi sinapsis adalah untuk mengirimkan impuls dari akson ke dendrit di sel
saraf lain.Maka dari itu akibat yang akan timbul adalah impuls dari akson ke
dendrite tidak akan sampai dan akan mengakibatkan kesalahan reaksi dalam sistem
syaraf.
9. Apa peran sinaps pada sistem syaraf?
10. Jawaban :
Peranan
sinaps pada sistem syaraf.
a. untuk mengirimkan impuls dari akson ke dendrit di sel saraf
lain.
b. sinapsis menyediakan koneksi antar neuron yang memungkinkan
informasi sensorik mengalir di antara mereka.
c. untuk memungkinkan impuls sensorik untuk melakukan
perjalanan dalam satu arah
d. membagi impuls antara beberapa neuron, atau menggabungkan
impuls ke neuron tunggal
11. Mengapa impuls selalu merambat kesatu arah?
Jawaban
: Karena apabila impuls merambat kabanyak arah besar kemungkinan akan terjadi
kesalahan penyampain informasi atau impuls.
12. Beri contoh refleks yang paling sederhana jelaskan mengapa
disebut sederhana?
Jawaban
: pada saat tangan terkena panas, langsung reflex menjauhi sumber panas
tersebut.
13. Bedakan dengan contoh refleks yang melalui saraf somatik dan
Refleks Visceral?’
Jawaban : Refleks Spinal (pada sumsum tulang belakang). Bila
dipisahkan dari bagian otak lainnya, med spin mampu memediasi sejumlah refleks,
somatik dan autonomik. Dasar morfologis refleks saraf umumnya disebut arkus
refleks, yang dalam bentuknya yang paling sederhana tersusun atas: reseptor,
yang bereaksi terhadap stimulus; penghantar eferen, yang membawa impuls ke
“pusat refleks” (Penghantar aferen adalah serabut sensorik aferen, yang
kebanyakan mempunyai badan sel diganglion spinal atau kranial); “Pusat
refleks”, tempat pesan aferen dari reseptor berkumpul dengan impuls aferen dari
reseptor lainnya, atau dengan aferen dari sumber lain, yang mungkin mengubah
pengaruh impuls aferen dari reseptor; penghantar eferen, yaitu serabut saraf
yang menuju ke efektor; efektor, yang menghasilkan reaksi, yang mungkin adalah
otot, kelenjar atau vasa darah, atau mungkin melibatkan beberapa komponen
itu.baca selengkapnya… Refleks sangat bervariasi, dari yang sangat kompleks,
misalnya refleks menelan, yang melibatkan berbagai efektor; sampai yang paling
sederhana.
Salah satu jenis
dari refleks spinal adalah refleks somatik. Refleks fleksor adalah yang
responnya adalah fleksi anggota badan. Stimulus yang paling poten adalah
noksiseptif, dan hasilnya adalah tarikan anggota badan (withdrawal reflex).
Pada refleks lain ada ekstensi anggota badan, misalnya pada crossed extensor
reflex yang mungkin menyertai refleks fleksor. Masih ada lagi refleks yang
lebih kompleks, misalnya scratch reflex. Semua refleks tersebut biasanya
melibatkan beberapa otot, dan respon refleksnya mungkin berbagai macam
tergantung pada keadaan (jenis dan tempat pengenaan stimulus, intensitas
stimulus, pengenaan stimulus lain secara bersamaan, dll). Arkus refleks semacam
ini sangat kompleks. Refleks lain adalah stretch reflex, yaitu kontraksi satu
otot karena diregangkan. Ini merupakan refleks elementer yang mungkin terjadi
di semua otot. Stretch refleks menjadi dasar banyak sekali postural reflex,
yang secara garis besar bertujuan untuk menjaga sikap tubuh yang benar, dan menyesuaikan
diri dengan berbagai kebutuhan, baik itu karena daya dari luar atau disebabkan
karena gerak yang dilakukan oleh organisme.
Refleks Visceral
Refleks Visceral
Refleks ini sering disebut juga Refleks otonom karena sering melibatkan organ
internal tubuh. Beberapa refleks visceral, seperti urinasi dan defekasi,
merupakan refleks spinal yang bisa terjadi tanpa input dari otak. Meskipun
begitu, refleks spinal juga sering dimodulasi oleh excitatory atau inhibitory
signal dari otak yang dibawa oleh jaras descending dari pusat otak yang lebih
tinggi. Misal, urinasi dapat diinisiasi secara sadar dengan kesadaran atau bisa
juga dihambat oleh stress dan emosi, seperti dengan adanya orang lain (sindrom
bashful bladder). Refleks visceral lain diintegrasikan di otak , khususnya di
hipotalamus, thalamus dan batang otak. Daerah ini berisi pusat koordinasi yang
dibutuhkan untuk menjaga homeostatis seperti detak jantung, tekanan darah,
nafas, makan, keseimbangan air dan menjaga temperatur. Di sini juga ada pusat
refleks seperti salivating, muntah, bersin, batuk, menelan, dan tersendak.
14. Jelaskan apa arti simfati,samrasi dan inhibisi pada repleks?
Jawaban
: Simpati pada repleks adalah repleks
yang langsung di rasakan. Samrasi repleks adalah suatu reaksi untuk mencegah. Inhibisi
adalah hambatan bagi otot-otot dalam bekerja,semakin gencar kita melakukan latihan fisik menyebabkan semakin tidak
bekerja.
15. Gambarkan dan jelaskan fungsi selaput – selaput pelindung
otak?
Jawaban
:
Gambar selaput
otak
Duramater
dibentuk dari jaringan ikat fibrous (terdiri dari serabut kolagen) yang tebal
dan kuat. Pada duramater terdapat serabut elastis, fibrosit, saraf, pembuluh
darah, dan limfe. Di bagian tertentu terdapat rongga yang disebut sinus
longitudinal superior yang berisi darah vena dari otak. Duramater terdiri dari
dua lapis yaitu lapisan endosteal (menyatu dengan tengkorak sebagai endostium)
dan lapisan meningeal (duramater yang sesungguhnya yang mudah dilepaskan dari
tulang kepala). Kedua lapisan ini dipisahkan oleh sinus vena dural. Sinus ini
mengalirkan darah dan cairan serebrospinal dari otak dan bermuara di vena
jugularis interna. Di antara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga
epidural.Lapisan meningeal membentuk empat septum yang berfungsi untuk menahan
pergeseran otak dan membagi rongga kranium menjadi ruang-ruang yang saling
berhubungan.Lapisan duramater merupakan lapisan yang memiliki banyak
ujung-ujung saraf sensorik yang peka terhadap rangsangan. Jika ada rangsangan
pada bagian ini dapat menimbulkan sakit kepala yang hebat. Saraf inilah yang
bertanggung jawab terhadap beberapa jenis sakit kepala. Fungsi duramater adalah
sebagai pelindung otak dan sumsum tulang belakang karena sifatnya yang sangat
padat, keras, dan menyatu dengan tulang tengkorak. Duramater juga disebut
pacymeninx.
Arachnoid
Struktur
arachnoid mirip jaring laba-laba, tipis, dan transparan. Bentuk tersebut
memberikan efek bantalan pada sistem saraf pusat. Arachnoid terdiri dari
jaringan fibrosa, serabut kolagen, dan diutupi oleh sel-sel kedap cairan
(seperti pada piamater). Arachnoid tidak mengikuti bentuk permukaan otak dan
terlihat seperti kantung longgar yang pas. Arachnoid yang menutupi otak disebut
arachnoidea encephali. Sedangkan arachnoid yang menutupi sumsum tulang belakang
disebut arachnoid spinalis.Arachnoid dan piamater terkadang dianggap sebagai
satu bagian yang disebut leptomeninx. Mereka dianggap menyatu karena mereka melekat
bersama di sepanjang tengkorak. Diantara mereka terdapat beberapa pembuluh
darah yang menghubungkan vena otak dengan vena pada duramater dan terdapat
subarachnoid. Pada subarachnoid mengalir cairan serebrospinal. Fungsi arachnoid
adalah sebagai membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Letaknya
tengah yaitu diantara duramater dan
piamater. Dinamakan arachnoid karena bentuknya mirip dengan jaring laba-laba.
ungsi arachnoid ada dua. Yaitu sebagai alat bantu peredaran cairan
serebrospinal dan sebagai peredam otak dari guncangan mengingat sifatnya yang
seperti bantalan.
Piamater
Struktur
piamater adalah tipis dan transparan serta mencakup hampir seluruh permukaan
otak. Piamater mengikuti lekukan-lekukan pada permukaan otak. Piamater terdiri
dari jaringan ikat yang ditutupi oleh sel yang kedap cairan.
Terdapat jaringan pembuluh darah untuk memberi nutrisi kepada otak dan sumsum
tulang belakang. Piamater dibagi menjadi dua jenis yaitu piamater kranial pada
otak dan piamater spinal pada sumsum tulang belakang. Fungsi utama untuk
menutupi dan melindungi sistem saraf pusat, melindungi pembuluh darah, dan
mengedarkan cairan serebrospinal. Piamater, cairan serebrospinal, duramater,
dan arachnoid bekerja sama sebagai seperangkat untuk melindungi otak. Cairan
serebrospinal sering disebut sebagai lapisan keempat dari meninges.
16. Gambarkan otak ikan, katak, ayam, marmut/tikus. Bandingkan
apa persamaannya dan apa perbedaannya ! Pada otak mana yang paling besar lobus
obtikus dan cerebellum, mengapa?
Jawab
:
Perbedaan
:
·
Otak ikan
Gambar otak ikan
·
Otak katak
Bagian-bagian otak katak tidak membesar tetapi memanjang.
Otak katak yang berkembang adalah otak tengah. Otak tengah tumbuh berupa dua
gelembung sebagai pusat penglihatan. Otak kecil tidak berkembang, hanya berupa
lengkungan mendatar menuju ke arah sumsum lanjutan.
·
Otak ayam
Susunan
saraf burung terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak besar burung
permukaannya tidak belipat-lipat sehingga jumlah neuronnya tidak banyak. Otak
tengah berkembang membentuk dua gelembung, hal ini berhubungan dengan fungsi
penglihatannya (sebagai pusat penglihatan). Otak kecil memiliki banyak lipatan
sehingga dapat menambah jumlah neuron yang banyak, hal ini berguna untuk
mengatur keseimbangan burung ketika terbang. Pusat pembau burung berukuran
kecil sehingga indra pembau kurang berkembang.
·
Otak marmut (mamalia)
Gambar otak
marmut
Otak dibedakan menjadi otak besar, otak
tengah, dan otak kecil. Otak besar merupakan pusat kesadaran
dan kecerdasan. Bagian atas otak tengah merupakan pusat penglihatan dan
pendengaran. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan dan koordinasi gerakan
tubuh. Sumsum tulang belakang menghubungkan otak ke ruas tulang belakang. Dari
ruas tulang belakang, saraf bercabang – cabang menuju ke seluruh bagian tubuh.
Persamaan
:
Dalam
otak sama-sama memilki lobus optikus, cerebellum, cerebrum, otak tengah. Otak
yang paling besar yaitu cerebellum karena lobus optikus pada tiap tingktan
taksa akan berubah menjadi kecil. Otak kecil (serebelum). Serebelum
mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
17. Dalam perkembangan otak, banyak perubahan pada otak besar,
jelaskan perubahan apa dan apa fungsi otak besar pada mammalia?
Jawab
: Sistem saraf Mamalia
Pada
mamalia seluruh bagian otaknya berkembang dengan baik dan sempurna. Permukaan
otak besar dan otak kecilnya berlipat-lipat, sehingga dapat menampung lebih
banyak neuron. Di antara vertebrata, mamalia memiliki perkembangan otak yang
paling baik.
Mamalia
merupakan vertebrata yang memiliki derajat tertinggi dan hal ini terbukti dari
perkembangan otaknya pun dapat jelas terlihat dimana otak kecil dan otak
besarnya berkembang dengan baik dan ini jelas sesuai dengan aktifitas-aktifitas
yang dilakukan mamalia.
18. Thalamus dan Hypothalamus sangat penting dalam fungsi otak,
jelaskan !
Jawab : Thalamus merupakan sebuah massa besar dari materi abu-abu terletak mendalam
di otak bagian depan di bagian paling atas dari diencephalon. Struktur ini
memiliki fungsi sensorik dan motorik. Hampir semua informasi sensorik memasuki
struktur ini di mana neuron mengirim informasi tersebut ke korteks atasnya.
Akson dari setiap sistem sensorik (kecuali penciuman) menempel di sini sebagai
situs estafet terakhir sebelum informasi tersebut mencapai korteks serebral. Hipotalamus merupakan bagian dari diencephalon, ventral ke talamus.
Struktur ini terlibat dalam fungsi homeostasis, emosi, kehausan, kelaparan,
irama sirkadian, dan kontrol dari sistem saraf otonom. Selain itu, ia
mengendalikan hipofisis.
19. Jelaskan perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik dilihat
dari struktur dan fungsinya!
Jawab:
Gambar perbedaan saraf
20. Buat bagan dan struktur dan system saraf otonom !
Jawab
:
Gambar Saraf otonom
21. Dilihat dari fungsinya alat indera apa pengaruhnya terhadap
perkembangan otak pada ikan hiu dan ikan tongkol?
Jawab:
alat indra yang mempengaruhinya pendeteksi getaran tekanan air sebagai
alat indra mereka. Ikan memiliki penglihatan, penciuman, pendengaran, dan gurat
sisi, pendeteksi getaran tekanan air sebagai alat indra mereka. Sama dengan
ikan, hiu juga memilki indra-indra itu. Bahkan hiu dapat mencium bau darah
dalam ribuan allon air laut dan gurat sisi hiu mampu merasakan frekuensi 25-50
Hz. Hiu memiliki indra tambahan dari ampullae lorezini yg berada di sekitar
mulutnya. Fungsinya melacak partikel-partikel listrik di dalam air yang berasal
dari mangsanya.
22. Jelaskan bagaimana hewan bersel satu dapat mengkoordinasi
aktifitas hidupnya?
Jawab: Sistem Saraf Hewan
Bersel Satu. Tidak semua avertebrata (invertebrata) memiliki sistem saraf.
Hewan yang tergolong Protozoa dan Porifera tidak memiliki sistem saraf. Setiap
sel penyusun tubuh hewan tersebut mampu mengadakan reaksi terhadap stimulus
yang diterima dan tidak ada koordinasi antara satu sel dengan sel tubuh
lainnya. Hewan bersel satu seperti Amoeba dan Paramaecium meskipun tidak
mempunyai urat saraf tapi protoplasmanya dapat melakukan segala kegiatan
sebagai mahkluk hidup seperti iritabilitas, bergerak dan penyesuaian diri
terhadap linngkungannya.
23. Mengapa Hydra mempunyai system saraf yang disebut dengan
system saraf difus?
Jawab:
karena Hydra mempunyai sel-sel saraf yang terletak pada lapisan ektoderma dan
mesoglea. Sel-sel tersebut saling berhubungan dan membentuk anyaman, meliputi
seluruh permukaan tubuh, disebut sistem saraf difus. Hydra hanya mempunyai dua
tipe sel saraf, yaitu sel saraf sensori (penerima) dan sel saraf yang meneruskan
rangsangan ke jaringan saraf. Jika ada rangsangan, rangsangan diterima saraf
sensorik, kemudian ke sel yang berdekatan untuk menanggapinya. Hydra tidak
mempunyai otak.
24. Apa perbedaan dan persamaan system saraf Echinodermata
dengan Planaria?
Jawab
:
Perbedaan
Pada
Echinodermata system saraf terdiri atas :
1. Cincin saraf yang mengelilingi mulut
2. Lima saraf radial terdapat sepanjang saluran radial
3. Pleksus subepidermal yang mensyaafi podia, duri dan
pediselaria.
Pada Planaria
Sistem saraf terdiri dari ganglion
serebral, terletak dibagian kepala dan berfungsi sebagai otak. Dari ganglion
serebral ini keluarlah cabang-cabang urat saraf secara raider menuju kearah
lateral, anterior dan posterior. Cabang anterior menuju ke bagian bintik mata,
cabang lateral menuju ke alat indera kemoreseptor, sedangkan cabang posterior
terdiri dari satu pasang (kanan-kiri) yang saling sejajar yang membentang
dibagian ventral tubuh yang disebut dengan tali saraf. Atau susunan sistem saraf
pada cacing berupa sistem tangga tali. Planaria, yang termasuk golongan cacing
pipih memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat
Planaria terdapat pada otak disebut juga ganglion anterior. Otak ini berukuran
kecil. Sistem saraf tepi cacing berupa dua saluran yang menuju ke arah
posterior, masing-masing saraf tersebut berada di daerah lateral tubuh cacing,
keduanya dihubungkan oleh saraf penghubung. Saraf yang juga tersusun simetri
bilateral ini digunakan untuk merespon cahaya. Apabila cacing pipih terkena
sinar, otak akan memerintahkan cacing bergerak ke tempat gelap, misalnya di
bagian bawah batu.
Berbeda
dengan Planaria, Annelida (misalnya lintah) mempunyai jumlah neuron yang lebih
banyak di bagian otak. Saraf yang terdapat di sepanjang tubuhnya merupakan
saraf ventral yang tersusun atas beberapa ganglion. Di dalam ganglion terdapat
interneuron yang mengoordinasi berbagai aksi pada setiap segmen.
·
Persamaan
Sama-sama
memilki ganglion baik di Echinodermata maupun di Planaria.
25. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Giant Axon ?
Jawab:
hewan rendah banyak hewan yang mempunyai akson berdiameter besar
26. Jelaskan fungsi ganglion oesophagus dan ganglion sub
oesophagus pada cacing tanah?
Jawab: Ganglion sub
oeshophagus yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun
relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia
pada permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka). Sedangkan ganglion oehophagus
berfungsi untuk
27. Jelaskan struktur system saraf gastropoda dan cephalopoda ?
Jawab:
Pada Gastropoda sistem saraf terdiri atas ; ganglion serebral (sebelah dorsal),
ganglion pedal (sebelah ventral), ganglion parietal (sebelah lateral), ganglion
abdominal (sebelah median), ganglion bukal (sebelah dorsal rongga mulut).
Pada
Chepalopoda system saraf terdiri atas beberapa pasang ganglia yang umunya
terdapat di daerah kepala, yaitu: ganglion serebral, pedal, visceral, supra
bukkalis, infra bukkalis, stellata, dan ganglion oftis.
28. Mengapa dikatakan otak cephalopoda itu lebih komplek dan
lebih maju dibandingkan dengan otak gastropoda?
Jawab:
karena dilihat dari system sarafnya pada Chepalopoda lebih banyak beberapa
pasang ganglia daripada system saraf yang ada pada Gastropoda.
29. Jelaskan perbedaan system saraf cacing tanah dengan system
saraf pada serangga baik secara struktur maupun fungsinya!
Jawab
: Sistem
saraf pada cacing tanah memiliki sistem saraf yang sederhana namun sensitif.
Walaupun sederhana tapi sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang lebih
maju yaitu telah terbentuknya ganglia segmental sepanjang tubuhnya. Ganglia
segmental tersebut dihubungkan dengan tali saraf ventral. Sistem saraf cacing
tanah disebut susunan saraf tangga tali, yaitu berupa sederetan ganglion yang
terdapat pada setiap ruas tubuhnya. Ganglion satu dengan ganglion yang lain
dihubungkan oleh benang-benang saraf yang memanjang disepanjang poros tubuhnya.
Ganglion cacing juga dibedakan atas ganglion kepala, ganglion bawah
kerongkongan, dan ganglion ruas-ruas badan.
System saraf cacing tanah terletak
disebelah dorsal pharynx di dalam segmen yang ke 3 dan terdiri atas : Ganglion
cerebrale yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan commisura, berkas
saraf ventralis dengan cabang-cabangnya. Ganglion cerebrale terletak di sebelah
dorsal pharynx, di dalam segmen ke 3.
Ganglion supraoesofagus (sub pharyngeal
) yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun relay
sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia pada
permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka). Otak terletak pada ruas ke-3 di
bagian dorsal pharing, dan memiliki 3 pasang saraf lateral. Ganglion
tersebut dihubungkan dengan sepasang alat penghubung dengan sepasang ganglion
sub pharyngeal yang terletak di bawah pharynx . dari situ akan menjadi batang
saraf perifer yang terdiri atas saraf afferent dan saraf efferent. Affrennt
timbul dari sel saraf motoris , sedangkan saraf yang bersala darinsel saraf
pada epidermis berfungsi sebagai saraf sensoris. Tiap ganglion mempunyai fungsi
sebagai pusat yang menerima impuls dari saraf sensorik dari reseptor kulit yang
ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut saraf berukuran besar yang
menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi bersama-sama.
·
Pada serangga
System
sarafnya terdiri dari : ganglion supra esophagus atau otak dua buah phageal
connectivites dan ganglion dibawah esofagus yang kesemuanya terletak dibagian
kepala. Dari sisni diteruskan oleh tali-tali syaraf ventral dengan 3 buah
ganglion perut atau Sistem saraf serangga juga terdiri dari sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi, berupa sistem saraf tangga tali. pada belalang sistem
saraf pusat tersusun atas kelompok-kelompok badan sel saraf yang disebut
ganglia. Tiap-tiap ganglia dihubungkan oleh satu atau lebih tali-tali saraf.
Sementara itu, saraf tepi belalang tersusun oleh akson sensorik dan akson
motorik ke dan dari ganglia. (jamak dari ganglion).
Ganglion merupakan pusat peogolah rangsang.
Ganglion merupakan pusat peogolah rangsang.
Ada 3 macam ganglion :
o
Ganglion kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata
dan antena.
o
Ganglion di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas
sensoris dan motoris rahang bawah (mandibula), rahang atas (maksila), dan bibir
bawah (labium).
o
Ganglion ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang
menuju ruas-ruas dada, perut, dan alat-alat tubuh yang berdekatan. Ganglion
bawah kerongkongan dan ganglion ruas-ruas badan terletak dibawah saluran
pencernaan. pada serangga terdapat 2 benang saraf yang membentang sejajar
sepanjang tubuhnya dan menghubungkan ganglion satu dengan ganglion yang lain.
Pada
serangga kelenjar endokrin lebih banyak digunakan untuk proses pertumbuhan dan
metamorfosis. Selama masa pertumbuhan, serangga akan menanggalkan eksoskeletonnya
secara berkala. Proses pergantian kulit ini disebut molting. Molting terjadi
sampai stadium dewasa. Hormon yang menyebabkan terjadinya molting adalah hormon
ekdison. Hormon ini dihasilkan dari kerja sama kelenjar protorasik yang
terletak di dalam dada dan hormon yang dihasilkan oleh otak. Otak serangga juga
menghasilkan hormon yang mempengaruhi proses metamorfosis, yaitu hormon
juvenil. Hormon ini berfungsi menghambat proses metamorfosis. Sekresi hormon
juvenil yang cukup akan membuat ekdison merangsang pertumbuhan larva. Namun,
jika sekresi hormon ini berkurang maka ekdison akan merangsang perkembangan
pupa.
30. Setelah anda menjawab semua pertanyaan, buatlah resume
koordinasi hewan dengan menggunakan system sarafnya!
Jawab:
Sistem
saraf pada hewan terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf
yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas
motorik volunteer dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis
berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan paling rumit
dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron)yang saling
terhubung. Adapun komponen-komponen yang umumnya dapat ditemukan pada sistem
saraf hewan yaitu otak, serabut saraf, pleksus, dan ganglia. Serabut saraf
merupakan kumpulan akson dari jumlah sel saraf, baik sejenis maupun tidak.
Contoh serabut saraf sejenis adalah serabut aferan dan serabut eferen. Serabut
campuran terdiri atas sejumlah akson dan sel saraf motorik dan sensorik. Adapun
pleksus ialah ialah jaringan serabut saraf yang tidak teratur. Pleksus
terkadang dapat ditemukan adanya badan sel saraf. Pleksus dapat ditemukan pada
coelenterata, stenopara, dan khemikordata. Pada jenis hewan tersebut, pleksus
biasanya berfungsi sebagai sistem sistem saraf pusat. Komponen lainnya yakni
ganglia, yaitu kumpulan sel saraf berbentuk nodul (bulat atau membulat dan
memiliki batas yang jelas), dilapisi jaringan konektif, dan mempunyai badan sel
saraf serta serabut saraf. Berikut ini
akan dijelaskan mengenai klasifikasi sistem saraf pada hewan tingkat rendah
(invertebrata) hingga tingkat tinggi (vertebrata).
Sistem Saraf pada Hewan Tingkat Rendah
(Invertebrata). Tidak semua avertebrata (invertebrata) memiliki sistem saraf.
Hewan yang tergolong Protozoa dan Porifera tidak memiliki sistem saraf. Setiap
sel penyusun tubuh hewan tersebut mampu mengadakan reaksi terhadap stimulus
yang diterima dan tidak ada koordinasi antara satu sel dengan sel tubuh
lainnya. Hewan bersel satu seperti Amoeba dan Paramaecium meskipun tidak
mempunyai urat saraf tapi protoplasmanya dapat melakukan segala kegiatan
sebagai mahkluk hidup seperti iritabilitas, bergerak dan penyesuaian diri
terhadap linngkungannya.
Sistem Saraf pada Coelenterata
Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, ubur-ubur dan Anemon laut pada
Mesoglea yang terletak diantara epidermis (ektoderm) dan gastrodermis
(endoderm) terdapat sistem saraf diffus karena sel-sel saraf masih tersebar
saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala yang disebut saraf jala.
Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel saraf berkutub satu, berkutub dua, dan
berkutub banyak yang membentuk sistem yang saling berhubungan seperti jala.
Meskipun demikian impuls dari satu sel ke sel yang lainnya lewat melalui
sinaps.
Sistem Saraf pada Echinodermata
Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan sistem saraf primitif. Meskipun
sel-sel saraf tersusun dalam bentuk cincin saraf sekeliling rongga mulut dan
mempunyai cabang ke tiap lengan, tetapi susunan saraf didalamnya masih diffus
seperti jala dan belum ada pengelompokan dalam ganglion. Sel-sel saraf
berhubungan (innervasi) dengan kaki pembuluh, duri dan lain-lain.
Meskipun sistem saraf Echinodermata masih diffus seperti pada
Coelenterata, namun sistem sarafnya sudah mempunyai struktur tertentu dan
fungsinya sudah lebih maju. Terdapat sel saraf motorik, sel saraf sensorik dan
telah ada refleks. Misalnya pada bintang laut, terdapat cincin saraf dalam
cakram. Pada tiap penjuluran tubuhnya terdapat saraf radial pada sisi ventral.
Saraf ini bercabang-cabang halus banyak sekali. Tiap saraf radial berakhir
sebagai sebuah mata pada tiap penjuluran tubuh.
Sistem Saraf pada Platyhelminthes
Platyhelminthes sudah memiliki
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sel-sel saraf pada cacing pipih
terkonsentrasi menjadi sebuah ganglion dengan dua lobus di bagian muka yang
disebut dengan ganglion kepala atau otak primitif. Dari ganglion kepala
terdapat dua tali saraf memanjang ke belakang tubuhnya membentuk seperti
tangga. Karena itu disebut saraf tangga tali. Sistem saraf tepi terdiri atas
saraf-saraf yang tersusun secara transversal atau melintang yang menghubungkan
tali saraf dengan saraf-saraf yang lebih kecil yang terletak tersebar di semua
bagian tubuh. Ganglion kepala mempunyai peran sebagai pusat sensoris yang
menerima impuls dari titik mata dan reseptor lainnya pada kepala. Ganglion
kepala tidak mempunyai peran untuk mengkoordinasi aktifitas otot.
Sistem saraf pada Arthropoda
Sistem saraf pada arthropoda mempunyai struktur bilateral seperti pada cacing tanah.
Perkembangan yang kompleks pada otak arthropoda sangat berbeda dari spesies ke
spesies. Namun pada dasarnya mempunyai tiga bagian yaitu protoserebrum,
deuteroserebrum dan tritoserebrum. Pada arthropoda
otak merupakan stasiun relay sensorik dan mempunyai pengaruh untuk mengontrol
ganglia segmental yang lebih rendah seperti pada toraks dan abdomen. Ganglia
segmental pada hewan ini merupakan pusat refleks lokal. Laba-laba mempunyai
ganglion-ganglion ventral bersatu dengan ganglion dorsal, dan membentuk sebuah
massa saraf yang ditembus oleh esofagus dan mengeluarkan banyak cabang.
Ganglion dorsal itu sering disebut otak. Alat perasa yang pokok berupa 8 buah
mata sederhana.
Sistem saraf Annelida
Pada hewan Polychaeta terdapat ganglion serebral atau ganglion supraesofageal
dapat juga disebut sebagai otak yang terletak di sebelah dorsal kepala.
Ganglion supraesofageal itu dihubungkan dengan ganglion subesofageal oleh 2
buah saraf sirkumesofageal. Dari ganglion subesofageal itu mengalir ke belakang
sebatang saraf ventral. Dalam setiap metamer atau segmen batang saraf ventral
itu membuat tonjolan sebagai segmen ganglion. Batang saraf ventral
bercabang-cabang lateral. Palpus dan tentakel pada hewan ini merupakan indra
yang menerima saraf dari ganglion supraesofageal. Terdapat mata sederhana
sebanyak 4 buah. Mata sederhana itu terdiri dari kornea, lensa, dan retina
sehingga analog dengan mata pada vertebrata.
Sistem saraf pada Oligochaeta berupa sebuah ranting ganglion ventral, tiap segmen
dengan satu rantai, mulai dari segmen ke-4. di samping itu ada ganglion
suprafaringeal anterior yang juga disebut otak yang terletak dalam segmen ke-3.
tali korda saraf di sekitar faring menghubungkan otak dengan ganglion ventral
pertama. Dalam tiap metamer terdapat 3 pasang saraf yang berasal dari tali
saraf ventral tersebut. Di dalam kulit cacing tanah terdapat organ-organ
sensoris yang sensitive terhadap sentuhan dan cahaya.
Pada cacing tanah sudah mempunyai
perkembangan sistem saraf yang lebih maju yaitu telah terbentuknya ganglia yang
segmental sepanjang tubuhnya. Ganglion supraoesofagus yang disebut juga otak
fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun relay sensoris dari reseptor yang
peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia pada permukaan tubuh disekitarnya
(bagian muka). Hewan ini mempunyai ganglion pada tiap ruas tubuhnya. Ganglia
segmental tersebut dihubungkan dengan tali saraf ventral. Tiap ganglion
mempunyai fungsi sebagai pusat yang menerima impuls dari saraf sensorik dari
reseptor kulit yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut saraf
berukuran besar yang menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi
bersama-sama.
Sistem saraf Mollusca
Pada bekicot, saraf-saraf ganglion
secara rapat berpasangan sebagai saraf serebral (dorsal dari faring dan bukal),
saraf kaki, saraf jeroan. Saraf-saraf dari ganglia itu melanjut keseluruh
sistem organ.
Pada gastropoda, serebral atau ganglion suboeofagus mempunyai peran
untuk mengontrol ganglia yang lebih bawah. Aktifitas refleks atau gerakan pada
hewan ini dikontrol oleh aktifitas 4 pasang ganglion yaitu ganglia serebral,
pedal, pleural, dan viseral. Pada Cephalopoda (cumu-cumi, gurita) terdapat otak
yang kompleks karena adanya penggabungan berbagai ganglia yang letaknya
mengelilingi oesofagus. Karena itu otaknya mempunyai bagian supraoesofagus dan
suboesofagus. Pada bagian suboesofagus terdapat pusat pernafasan untuk
inspirasi dan ekspirasi. Selain itu terdapat pula bagian yang termasuk ganglia
pedal dan branchial yang mengontrol lengan dan tentakel. Sedangkan bagian otak
supraoesofagus berisi pusat motorik, pusat sensorik utama yang berupa lobus
untuk pembau, dan kompleks dorsal vertikal.
Kegiatan – II
1. Apakah tujuan dari kegiatan praktikum 1 yang anda lakukan ?
Jawaban
: Untuk mengetahui system koordinasi syaraf pada katak yang normal
2. Apakah tujuan dari kegiatan praktikum 2 yang anda lakukan ?
Jawaban
: untuk mengetahui system koordinasi syaraf pada katak yang sudah didekapitasi
3. Bagaimanakah respon katak normal pada rangsang yang
diberikan ?
Jawaban
: respon katak normal sangat agresif dalam menanggapi rangsang yang diberikan,
kecuali pada katak betina tidak menanggapi rangsang suara tapi submandibulanya
bergerak.
4. Apakah katak yang telah didekapitasi masih sanggup merespon
setiap rangsang yang diberikan?
Jawaban
: katak yang telah didekapitasi tidak dapat menanggapi semua rangsang yang diberikan.
5. Bagaimanakah gerakan kaki teman anda setelah dipukul ?
mengapa demikian ?
Jawaban
: reaksi kaki setelah dipukul menendang, ini terjadi karena adanya gerak
refleks
6. Bagaimana pula dengan gerakan tangannya ? jelaskan !
Jawaban
: Gerakan tangannya terangkat keatas, ini terjadi karena adanya gerak refleks
sama seperti pada kaki yang dipukul.
7. Apakah yang dimaksud dengan refleks?
Jawaban
: Gerak refleks adalah gerakan spontan yang disadari.
8. Komponen system saraf manasajakah yang menyusun system
refleks ?
Jawaban
:
a. reseptor
b. sensorik
c. interneuron
d. motorik
e. efektor
9. Bagaimanakah mekanisme refleks ?
Jawaban
: mekanisme refleks terjadi ketika ada rangsangan yang mengenai reseptor
kemudian rangsangan tersebut duetruskan kesensorik dan diteruskan lagi ke
interneuron dan kediteruskan ke motorik dan berarkhir di efektor sehingga
timbullah gerakan sebagai suatu refleks dari adanya rangsang.
10. Apa yang dapat anda simpulkan dari kegiatan yang anda
lakukan ?
Jawaban
:
1.
Dapat membedakan rangsang pada katak yang didekapitasi dan tidak didekapitasi.
2.
Sitem koordinasi syaraf melibatkan pusat syaraf dan organ organ syaraf. Yaitu
melibatkan sumsum tulang belakang, otak, system gerak, dan otot.
3.
Gerak refleks adalah gerak spontan yang disadari dengan perjalanan rangsang
dari resepter-sensorik-interneuron-motorik-dan ditanggapi oleh efektor.
G. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum maka
dapat disimpulkan bahwa larutan gish yang dipanaskan
(tabung A dan tabung B) akan mematikan mikroorganisme sehingga tidak akan
terjadi reaksi, adapun reaksi yang terjadi tidak akan terjadi secara
signifikan. Berbeda dengan larutan gist yang tidak di panaskan akan tejadi
reaksi karena mokroorganismenya tidak mati. Reaksi tersebut bias berupa
gelembung yang dihasilkan, endapan, dan perubahan warna yang terjadi (tabung C
dan tabung D).
Daftar Pustaka
Campbell, Neil.A,
dkk. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III.Erlangga. Jakarta.
Nurjaman,Sopyan.2012.Penuntun
Praktikum Fisiologi Hewan.Bandung:Lili Creative
http://id.wikipedia.org/wiki/kataksawah [diakses pada 21 Januari 2015]
http://oekoekpunya.blogspot.com/2014/05/laporan-fisiologi-hewan-sistem-syaraf.html [diakses pada 21 Januari 2015]