Selasa, 09 Desember 2014

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan "Ekskresi (Pemeriksaan Urine)"

EKSKRESI (PEMERIKSAAN URINE)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
(PRAKTIKUM – 4)

Disusun oleh: Kelompok 4
Rini Indriani
(12542006)
Ina Nurlaela
(12542007)
Imas Rini Rukmana
(12542009)
Dede Sumyati
(12542011)
Iis Siti Nurfadilah
(12542014)


Program studi Pendidikan Biologi S-1
Semester/Kelas
5/3-B

Dosen Pembimbing:
Siti Nurkamilah, S.Pd.,


 


LABORATORIUM BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GARUT
2014

EKSKRESI (PEMERIKSAAN URINE)
                                                                                                                                                    
A.     Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mampu mengetahui dan menganalisis kandungan glukosa, protein, albumin, dan chloride dalam urin, serta dapat mengenal dan membuktikan bau  ammonia dari hasil penguraian urea dalam urin.

B.     Alat dan bahan
v  Alat :
§  Gelas kimia

Gb. 1. Gelas kimia
§  Pipet tetes

Gb. 2. Pipet tetes
§  Gelas ukur

Gb. 3. Gelas ukur
§  Tabung reaksi

Gb. 4. Tabung reaksi
§  Rak tabung reaksi

Gb. 5. Rak tabung reaksi
§  Penjepit tabung reaksi

Gb. 6. Penjepit tabung reaksi
§  Bunsen spirtus

Gb. 7. Bunsen spirtus
§  Kaki tiga

Gb. 8. Kaki tiga
§  Korek api/bensin
§  Alat tulis
§  Kamera

v  Bahan :
§  Urine (50 ml)

Gb. 9. Cairan urine
§  Larutan benedict

Gb. 10. Cairan benedict
§  Larutan fehling A
§  Larutan fehling B

Gb. 11. Larutan fehling A dan B
§  Larutan Asam nitrat

Gb. 12. Asam nitrat
§  Larutan NaOH 10%

Gb. 13. Larutan NaOH 10%

C.     Langkah kerja
Adapun langkah kerja dari praktikum ini adalah:
@Uji glukosa
1)     Mempersiapkan alat dan bahan;
2)     Menyiapkan urine sucukupnya;
3)     Buatlah label pada tabung – 1 dengan label A;
4)     Masukkan 2 ml urine ke dalam tabung reaksi;
5)     Tambahkan 15 tetes fehling A dan fehling B lalu kocok hingga larutan homogen;
6)     Panaskan tabung dalam waktu 1 – 2 menit;
7)     Amati perubahan warna yang terjadi.

@Uji protein
1)     Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum;
2)     Buatlah label pada tabung –2 dengan label B;
3)     Masukkan 5 ml larutan benedict ke dalam tabung reaksi, lalu panaskan;
4)     Tambahkan 8 tetes urine;
5)     Kocoklah hingga larutan homogen;
6)     Panaskan dalam waktu 1 – 2 menit;
7)     Amati perubahan warna yang terjadi.

@Uji albumin
1)     Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum;
2)     Buatlah label pada tabung – 3 dengan label C;
3)     Masukkan 5 ml larutan asam nitrat ke dalam tabung reaksi;
4)     Tambahkan beberapa tetes (4 – 5 tetes) urine pada dinding tabung reaksi;
5)     Lihatlah pertemuan antara kedua lartan tersebut, dan amati apa yang terjadi.

@Uji chlorida
1)     Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum;
2)     Buatlah label pada tabung – 4 dengan label D;
3)     Masukkan 5 ml larutan NaOH 10% ke dalam tabung reaksi, lalu panaskan;
4)     Tambahkan beberapa tetes urine;
5)     Kocoklah hingga larutan homogen;
6)     Amati perubahan yang terjadi.

@Uji amoniak
1)     Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum;
2)     Buatlah label pada tabung – 5 dengan label E;
3)     Masukkan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi, lalu panaskan;
4)     Amati bau yang tercium.

D.     Landasan teori
Sistem ekskresi merupakan sistem yang berperan dalam pembuangan zat-zat yang sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan tubuh dalam bentuk larutan. Ekskresi terutama berkaitan dengan pengeluaran senyawa-senyawa nitrogen. Selama proses pencernaan makanan, protein dicerna menjadi asam amino dan diabsorpsi darah, kemudian dipergunakan oleh sel-sel tubuh untuk membentuk protein-protein baru. Di dalam tubuh vertebrata, asam amino yang berlebihan akan dirombak menjadi ammonia dan diekskresikan lewat ginjal sebagai senyawa – senyawa ammonium sulfat, ammonium fosfat, urea, asam urat atau trimethylamine. Semua zat sisa yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh sebagian akan dikeluarkan bersama urin (Team Pengajar: 2012).
Organ ekskretori menjamin agar komposisi cairan tubuh dapat berada dalam perbandingan yang benar. Pengaturan konsentrasi osmotis cairan tubuh dilakukan dengan mengatur konsentrasi bahan-bahan terlarut dan air. Organ ekskretori berperan pada pengeluaran senyawa buangan metabolism, misalnya hasil pemecahan senyawa yang mengandung nitrogen. Pada manusia, diperlukan pula mekanisme pembuangan senyawa eksogen (senyawa yang terkandung pada obat-obatan).
Fungsi utama organ ekskretori adalah:
1)     mempertahankan bahan terlarut yang sesuai bagi kebutuhannya;
2)     mempertahankan volume tubuh (kandungan cairan);
3)     membuang hasil akhir metabolism;
4)     membuang bahan-bahan asing atau produk metabolism bahan tersebut
Pada hewan, organ ekskretori dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu organ ekskretori umum (vakuola berdenyut, nefridia, saluran Malpighi, dan netron) dan organ ekskretori khusus (kelenjar garam pada insang dan kelenjar rectum, insang, hati pada vertebrata) (Wiwi Isnaeni: 2006).
Urine berbau khas jika diberikan agak lama, berbau ammonia pada kisar 6.8-7.2. kandungan air, urea, asam urat, ammonia, keratin, asam oksalat, asam fosfat, asam sulfat, klorida. Volume urine normal, kisaran 900-1200ml.
A.     Komposisi Urine
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh.
Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan komposDiabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat. Kandungan Urin Normal mengandung sekitar 95% air. Komposisi lain dalam urin normal adalah bagian padaat yang terkandung didalam air. Ini dapat dibedakan beradasarkan ukuran ataupun kelektrolitanya, diantaranya adalah :Molekul Organik : Memiliki sifat non elektrolit dimana memiliki ukaran yang reativ besar, didalam urin terkandung : Urea CON2H4 atau (NH2)2CO, Kreatin, Asam Urat C5H4N4O3, Dan subtansi lainya seperti hormon (Guyton, 1996).
Ion  Sodium (Na+), Potassium (K+), Chloride (Cl-), Magnesium (Mg2+, Calcium (Ca2+). Dalam Jumlah Kecil : Ammonium (NH4+), Sulphates (SO42-), Phosphates (H2PO4-, HPO42-, PO43-), (Guyton, 1996)
Warna urine yang normal yaitu berwarna kekuning-kuningan. Obat-obatan dapat mengubah warna urine seperti orange gelap. Warna urine merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya penyakit ( Anonim, 2008 ).
Bau urine normal yaitu berbau aromatik yang memusingkan. Bau yang merupakan indikasi adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu ( Anonim, 2008 )
Berat jenis adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan suatu volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standar. Berat jenis air suling adalah 1, 009 ml. Normal berat jenis : 1010 – 1025.
Kejernihan  normal urine terang dan transparan. Urine dapat menjadi keruh karena ada mucus (Anonim,2008).
pH normal urine sedikit asam (4,5 - 7,5). Urine yang telah melewati temperatur ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri. Vegetarian urinennya sedikit alkali ( Anonim, 2008 ).

Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril. Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi.

B.     Mekanisme Pembentukan Urine
a.      Penyaringan ( Filtrasi )
Filtrasi darah terjadi di glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan struktur spesifik dibuat untuk menahan komonen selular dan medium-molekular-protein besar kedalam vascular system, menekan cairan yang identik dengan plasma di elektrolitnya dan komposisi air. Cairan ini disebut filtrate glomerular. Tumpukan glomerulus tersusun dari jaringan kapiler. Di mamalia, arteri renal terkirim dari arteriol afferent dan melanjut sebagai arteriol eferen yang meninggalkan glomrerulus. Tumpukan glomerulus dibungkus didalam lapisan sel epithelium yang disebut kapsula bowman. Area antara glomerulus dan kapsula bowman disebut bowman space dan merupakan bagian yang mengumpulkan filtrate glomerular, yang menyalurkan ke segmen pertama dari tubulus proksimal. Struktur kapiler glomerular terdiri atas 3 lapisan yaitu : endothelium capiler, membrane dasar, epiutelium visceral. Endothelium kapiler terdiri satu lapisan sel yang perpanjangan sitoplasmik yang ditembus oleh jendela atau fenestrate.
Dinding kapiler glomerular membuat rintangan untuk pergerakan air dan solute menyebrangi kapiler glomerular. Tekanan hidrostatik darah didalam kapiler dan tekanan oncotik dari cairan di dalam bowman space merupakan kekuatn untuk proses filtrasi. Normalnya tekanan oncotik di bowman space tidak ada karena molekul protein yang medium-besar tidak tersaring. Rintangan untuk filtrasi ( filtration barrier ) bersifat selektiv permeable. Normalnya komponen seluler dan protein plasmatetap didalam darah, sedangkan air dan larutan akan bebas tersaring.
Pada umunya molekul dengan raidus 4nm atau lebih tidak tersaring, sebaliknya molekul 2 nm atau kurang akan tersaring tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik juga mempengaruhi kemampuan dari komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu beban listirk (electric charged ) dari sretiap molekul juga mempengaruhi filtrasi. Kation ( positive ) lebih mudah tersaring dari pada anionBahan-bahan kecil yang dapat terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein).

b.     Penyerapan (Absorsorbsi)
Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap reabsorbsi bagian terbesar dari filtered solute. Kecepatan dan kemampuan reabsorbsi dan sekresi dari tubulus renal tiak sama. Pada umumnya pada tubulus proksimal bertanggung jawab untuk mereabsorbsi ultrafiltrate lebih luas dari tubulus yang lain. Paling tidak 60% kandungan yang tersaring di reabsorbsi sebelum cairan meninggalkan tubulus proksimal. Tubulus proksimal tersusun dan mempunyai hubungan dengan kapiler peritubular yang memfasilitasi pergherakan dari komponen cairan tubulus melalui 2 jalur : jalur transeluler dan jalur paraseluler. Jalur transeluler, kandungan ( substance ) dibawa oleh sel dari cairn tubulus melewati epical membrane plasma dan dilepaskan ke cairan interstisial dibagian darah dari sel, melewati basolateral membrane plasma).
Jalur paraseluler, kandungan yang tereabsorbsi melewati jalur paraseluler bergerakdari vcairan tubulus menuju zonula ocludens yang merupakan struktur permeable yang mendempet sel tubulus proksimal satu daln lainnya. Paraselluler transport terjadi dari difusi pasif. Di tubulus proksimal terjadi transport Na melalui Na, K pump. Di kondisi optimal, Na, K, ATPase pump manekan tiga ion Na kedalam cairan interstisial dan mengeluarkan 2 ion K ke sel, sehingga konsentrasi Na di sel berkurang dan konsentrasi K di sel bertambah. Selanjutnya disebelah luar difusi K melalui canal K membuat sel polar. Jadi interior sel bersifat negative . pergerakan Na melewati sel apical difasilitasi spesifik transporters yang berada di membrane. Pergerakan Na melewati transporter ini berpasangan dengan larutan lainnya dalam satu pimpinan sebagai Na ( contransport ) atau berlawanan pimpinan (countertransport ).
Substansi diangkut dari tubulus proksimal ke sel melalui mekanisme ini (secondary active transport ) termasuk gluukosa, asam amino, fosfat, sulfat, dan organic anion. Pengambilan active substansi ini menambah konsentrasi intraseluler dan membuat substansi melewati membrane plasma basolateral dan kedarah melalui pasif atau difusi terfasilitasi. Reabsorbsi dari bikarbonat oleh tubulus proksimal juga di pengaruhi gradient Na.

c.       Penyerapan Kembali ( Reabsorbsi )
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.

d.     Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat (Cuningham, 2002).
Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut (Sherwood.2001).
Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin.Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah .
.
E.      Data hasil pengamatan
Data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk table berikut ini.

Table hasil pemeriksaan urine
Nama uji
Keterangan
Uji Glukosa
+
Terjadi perubahan warna pada larutan. Perubahan warna yang terjadi adalah larutan menjadi berwarna hijau tua, yang pada awalnya berwarna biru. Hal ini merujuk bahwa urine tersebut terindikasi mengandung glukosa namun dalam kadar yang rendah, hanya sekitar 1%.
Uji Protein
-
Tidak terjadi perubahan warna yang signifikan pada larutan ini, hanya saja larutan berwarna biru tua. Hal ini berarti urine tersebut tidak mengandung protein, atau dapat dikatakan bahwa ginjal masih berfungsi dengan baik. Jika terjadi perubahan warna seperti menjadi warna hijau, merah, oranye, maupun kuning ini berarti telah diindikasi adanya kandungan glukosa maupun protein yang terbuang dalam urine.
Uji Albumin
-
Pada larutan hasil pencampuran tidak ditemukan adanya cincin berwarna putih pada daerah kontak urine dan asam nitrat.
Uji Chlorida
+
Pada larutan tersebut terjadi percampuran larutan dan terdapat endapan berwarna putih. Selain itu, larutan ini bertekstur seperti minyak goring yang dicampurkan air.
Uji Amoniak
+
Setelah beberapa menit dipanaskan, tercium bau pada urine yang cukup menyengat dan warna larutan menjadi kuning cukup pekat.





Gb. 14. Tabung hasil reaksi

F.      Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Urin atau air seni adalah cairan yang dikeluarkan oleh tubuh yang didalam nya terkandung zat-zat sisa metabolisme, dari urin kita bias menyelidiki atau mendeteksi orang yang sakit, baik itu sakit ginjal diabetes, orang yang suka meminum-minuman yang mengandung alkohol, orang yang dehidrasi.
Pengujian kami lakukan terhadap salah seorang urine dari sahabat kami, adapun hasil pengamatan seperti tabel diatas yaitu di tabung reaksi pada tabung A (uji glukosa) hasilnya positif (+) yang artinya terdapat perubahan warna larutan menjadi warna hijau tua, pada mulanya berwarna biru. Hali ini berarti terdapat indikasi kandungan glukosa 1 % pada urine tersebut. Tinggi rendahnya kadar glukosa dalam urine biasanya dipengaruhi oleh banyaknya gula atau glukosa yang dikonsumsi.  Makin banyak gula yang dikonsumsi, maka akan semakin tinggi kadar glukosa yang ada dalam urin.  Sebaliknya, jika sedikit mengkonsumsi gula maka akan semakin sedikit juga kadar glukosa dalam urine tersebut.  Perlu dicatat, bahwa  menkonsumsi gula secara berlebihan akan menimbulkan berbagai penyakit seperti gagal ginjal dan batu ginjal. Gagal ginjal merupakan kelainan pada ginjal dimana ginjal sudah tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya yaitu menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolism. Namun pada saat uji protein di tabung reaksi B hasilnya negating (-) karena tidak ada perubahan warna.
Pada uji albumin (tabung reaksi C) hasilnya negatif (-) yang artinya tidak ada cicncin berwarna putih pada daerah kontak urine dan asam nitrat tidak mengandung albumin. Albumin merupakan suatu protein yang memiliki ukuran molekulnya cukup besar. Urine yang mengandung Albumin menandakan bahwa filtrasi yang dilakukan oleh ginjal tidak sempurna. Indikator adanya Albumin dalam urine ditandai dengan terdapatnya cincin putih diantara Asam nitrit pekat dan Urine. Albumin merupakan salah satu protein utama dalam plasma manusia dan menyusun sekitar 60% dari total protein plasma. Kadar albumin normal dalam urine berkisar antara 0-0,04 gr/L/hari. Dari hasil tes albumin ini. Ternyata timbul cincin putih dari sample urin normal. Keberadaan albumin dalam urin dengan jumlah yang melebihi batas normal, dapat mengindikasikan terjadinya gangguan dalam proses metabolisme tubuh.
 Pada tabung reaksi D (uji chloride) hasilnya positif (+) yaitu terdapat endapan berwarna putih yang berupa partikel-partikel, hal ini berarti mengandung chloride, dan di tabung reaksi E (uji ammonia) hasilnya  positif (+) yaitu terdapat bau menyengat yang berarti terdapat bau amoniak. Amoniak merupakan senyawa kimia yang memiliki lambang NH4. bau amoniak ini sangat menyengat. Baunya pesing, apalagi jika habis menkonsumsi jengkol, dan pete. Hal ini dikarenakan setelah diolah maka pati jengkol tersebut akan mengkristal dan akan dikeluarkan lagi dengan zat-zat yang tidak berguna. Sehingga dapat menyebabkan bau yang lebih pesing.
Jadi, orang tersebut ginjalnya masih bagus atau bisa dikatakan sehat, dan sebaliknya kalau orang tersebut terdapat penyakit contohnya diabetes, maka ketika dalam pengujian glukosa hasilnya akan positif atau berubah warna. Namun karena indikasi hanya 1 % jadi tidak begitu dihiraukan.



G.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Pada uji glukosa mendapatkan hasil yang positif (+) yaitu larutan berwarna hijau tua, artinya terindikasi mengandung 1 % glukosa.
2.      Pada uji protein mendapatkan hasil yang negative (-) karena larutan berwarna biru tua, yang bartinya larutan tidak berindikasi mengandung protein.
3.      Pada uji albumin mendapatkan hasil (-) yaitu tidak terdapat atau tidak ditemukan cincin pada larutan.
4.      Pada uji chloride mendapatkan hasil (+) yaitu terdapat endapan berupa partikel-partikel, dan larutan seperti minyak.
5.      Pada uji amoniak mendapatkan hasil (+), yaitu tercium bau amoniak dan larutan berwarna kuning. Hal ini membuktikan adanya penguraian urea dalam urine.
Dari hasil pengamatan urine diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ginjal yang bersangkutan berada dalam keadaan sehat.

H.     Evaluasi
1.      Apakah tujuan dari praktikum ini?
Jawab         : untuk mengetahui dan menganalisis kandungan glukosa, protein, albumin, dan chloride dalam urin, serta dapat mengenal dan membuktikan bau  ammonia dari hasil penguraian urea dalam urin
2.      Tuliskan langkah kerja praktikum ini dalam kalimat negative!
Jawab         : adapun langkah kerjanya, adalah:
@Uji glukosa
1)     Mempersiapkan alat dan bahan;
2)     Menyiapkan urine sucukupnya;
3)     membuat label pada tabung – 1 dengan label A;
4)     Memasukkan 2 ml urine ke dalam tabung reaksi;
5)     Menambahkan 15 tetes fehling A dan fehling B lalu kocok hingga larutan homogen;
6)     Memanaskan tabung dalam waktu 1 – 2 menit;
7)     Mengamati perubahan warna yang terjadi.

@Uji protein
1)     Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum;
2)     Melabel tabung reaksi – 2 dengan angka B;
3)     Memasukkan 5 ml larutan benedict ke dalam tabung reaksi, lalu panaskan;
4)     Menambahkan 8 tetes urine;
5)     Mengocok larutan hingga larutan homogen;
6)     Memanaskan dalam waktu 1 – 2 menit;
7)     Mengamati perubahan warna yang terjadi.

@Uji albumin
1)     Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum;
2)     Melabel tabung reaksi – 3 dengan angka C;
3)     Memasukkan 5 ml larutan asam nitrat ke dalam tabung reaksi;
4)     menambahkan beberapa tetes (4 – 5 tetes) urine pada dinding tabung reaksi;
5)     melihat pertemuan antara kedua lartan tersebut, dan amati apa yang terjadi.

@Uji chlorida
1)     Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum;
2)     Melabel tabung reaksi – 4 dengan angka D;
3)     Memasukkan 5 ml larutan NaOH 10% ke dalam tabung reaksi, lalu panaskan;
4)     menambahkan beberapa tetes urine;
5)     Mengkocok larutan hingga larutan homogen;
6)     Mengamati perubahan yang terjadi.

@Uji amoniak
1)     Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum;
2)     Melabel tabung reaksi – 5 dengan angka E;
3)     Memasukkan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi, lalu panaskan;
4)     Mengamati bau yang tercium dan warna larutan.

3.      Buatlah siklus perubahan glukosa dalam tubuh dan jelaskan apa sebabnya terjadi perubahan demikian!
Jawab         : Glukosa berasal dari pemecahan amilum dan maltosa. Glukosa masuk siklus glikolisis menghasilkan asam piruvat, kemudian masuk daur krebs dan transpor elektron untuk menghasilkan energi berupa ATP. Perubahan ini terjadi agar glukosa mudah diserap dan memberikan energi pada tubuh.
4.      Bagaimanakah jumlah glukosa darah setelah beberapa saat anda makan? Bagaimanakah hubungannya dengan kadar glukosa optimum? Jelaskan!
Jawab         : Jumlah glukosa dalam darah akan naik beberapa saat setelah makan. saat kita makan makanan yang mengandung karbohidrat, karbohidrat akan diubah jadi glukosa. Untuk menjaga keoptimalan kadar glukosa dalam darah,  kelebihan glukosa di dalam tubuh tersebut akan disimpan dalam bentuk glukogen dalam hati atau otot sehingga kadar glukosa dalam darah tetap dalam keadaan optimum.
5.      Apakah hubungannya antara kadar albumin yang tinggi dalam urine dengan kesehatan yang bersangkutan? Jelaskan!
Jawab         : albumin merupakan molekul yang mempunyai berat molekul yang besar. Apabila dalam urine seseorang terdapat albumin, maka hal tersebut menunjukan indikasi adanya kerusakan pada membrane kapsul endhotollium. Selain itu, hal tersebut juga dapat disebabkan oleh iritasi ginjal dikarnakan masuknya substansi seperti bakteri, eter, atau logam berat.
6.      Chlorida yanr terdapat dalam urine berasal dari apa? Jelaskan!
Jawab         : chlorida yang terdapat dalam urine berasal dari makanan yang mengandung garam (NaCl 10 %).
7.      Apakah Chlorida selalu terdapat dalam urine? Jelaskan!
Jawab         : ya, karena hampir semua makanan yang dimakan mengandung garam (NaCl).
8.      Tuliskan reaksi kimia yang terjadi pada percobaan diatas (Chlorida) bila uji tersebut positif!
Jawab         : NaCl         Na+ Cl-
AgNO3 + NaCl          AgCl + NaNO3
9.      Berasal dari apa ammonia dalam urine tersebut?
Jawab         : berasal dari hasil deaminasi asam amino yang terjadi terutama didalam hati dan ginjal.
10. Enzim apa yang bekerja?
Jawab         : enzim glutaminase mengubah glutamin menjadi asam glutamate.jelas.











DAFTAR PUSTAKA

Anonym. Urin. http://id.wikipedia.org/wiki/urine. [online].
[7 desember 2014]
Anonym. Kandungan urine. http://id.wikipedia.org/wiki/kandungan urine. [online].
[7 desember 2014]
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yoyakarta: Kanisius.
Nurjaman,Sopyan.2012.Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan.Bandung:Lili Creative
Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyantini. 2005. Dasar- dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.
Rusyana, Adun. (2011). Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar