Selasa, 09 Desember 2014

Praktikum Kultur Murni Paramecium sp dan Pencernaan Makanan pada Paramecium sp


KULTUR MURNI Paramecium sp DAN PENCERNAAN MAKANANAN PADA Paramecium sp

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
(PRAKTIKUM – 3)

Disusun oleh: Kelompok 4
Rini Indriani
(12542006)
Ina Nurlaela
(12542007)
Imas Rini Rukmana
(12542009)
Dede Sumyati
(12542011)
Iis Siti Nurfadilah
(12542014)


Program studi Pendidikan Biologi S-1
Semester/Kelas
5/3-B

Dosen Pembimbing:
Siti Nurkamilah, S.Pd.,




LABORATORIUM BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GARUT
2014
KULTUR MURNI Paramecium sp DAN
PROSES PENCERNAAN MAKANAN PADA Paramesium sp
(Praktikum-3, Garut 23 November 2014)
                                                                                                               
A.   Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mampu mengetahui pembuatan kultur murni pada Paramecium sp serta mengetahui proses siklosis dan pengeluaran sisa makanan yang tidak dicerna (defekasi) pada Paramecium sp.

B.    Alat dan bahan
v  Alat :
§  Gelas kimia


Gb. 1. Gelas kimia
§  Kain penutup/plastik
§  Pipet tetes

Gb. 2. Pipet tetes
§  Bunsen spirtus

Gb. 3. Bunsen spirtus
§  Kaki tiga


Gb. 4. Gelas kimia
§  Korek api/bensin
§  Kapas
§  Thermometer


Gb. 5. Thermometer
§  Kaca objek
§  Cover glass
§  Mikroskop
§  Alat tulis
§  Kamera

v  Bahan :
§  Kultur murni Paramecium sp (rendaman air jerami yang telah diproses selama 1 bulan)
§  Plovinil alcohol*
§  Larutan ragi
§  Carmin
§  Congo-red

C.    Langkah kerja
Adapun langkah kerja dari praktikum ini adalah:
@Step 1 : Pembuatan Kultur murni paramecium
1)       Mempersiapkan alat dan bahan;
2)     Menyiapkan air sawah sebanyak 500 ml pada 2 gelas kimia (A dan B) yang berbeda;
3)     Gelas kimia A dipanaskan hingga mencapai suhu 100%; dinginkan hingga 37̊C.
4)     Pada gelas kimia lain (gelas kimia B) mencari ± 20 Paramecium sp yang dicari melalui pengamatan mikroskopis pada mikroskop, gunakan serat kapas agar lebih mudah menjerat Paramecium sp;
5)     Campurkan jerami kering yang telah dipotong kecil pada gelas kimia A;
6)     Masukkan ke – 20 Paramecium sp yang telah diambil dari gelas kimia B;
7)      Tutuplah gelas kimia dengan kain atau plastic yang diberi lubang;
8)      Setelah 4 hari kemudian-----
9)     Menyiapkan kembali 500 ml air sawah dan potongan jerami;
10)  Air sawah tersebut dilakukan kembali pemanasan sampai 100%, kemudian dinginkan sampai 37̊C;
11)    Siapkan ± 20 Paramecium sp dari tabung  A yang telah disimpan selama 4 hari;
12)   Masukkan Paramecium sp ke dalam media yang baru
13)   Lakukan pengulangan langkah tersebut selang waktu 4 hari dan dilakukan selama 1 bulan.

@Step 2 : mengetahui siklosis dan pengeluaran
1)       Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum;
2)     Teteskan satu tetes kultur Paramecium sp pada objek glass;
3)     Bubuhkan sedikit carmin;
4)     Menutup gelas objek di atas dengan penutupnya;
5)     Mengamati bagaimana terbentuknya vakuola makanan dan gerakan vakuola (siklosis) sampai mencapai anus sel.

@Step 3 : mengetahui perubahan pH pada vakuola makanan
1)       Teteskan satu tetes polyvinyl alcohol pada gelas objek kemudian meneteskan kultur Paramecium sp dan satu tetes suspense ragi yang telah diwarnai dengan congo-red;
2)     Tutup objek glass dengan dengan penutupnya (cover glass) kemudian amati dengan pembesaran lemah dan kuat;
3)     Mengamati proses ingesti partikel ragi, pembentukan vakuola makanan dan perubahan warna dari partikel ragi selama proses pencernaan.


D.   Landasan teori
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan berukuran sekitar 50-350ɰm. Paramecium ini telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya. Sedangkan cara menangkap makanan adalah dengan cara menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.
Beberapa protozoa dan invertebrata yang hidup bebas ada yang menggunakan permukaan tubhnya untuk megambil makanan dari medium di sekitarnya. Molekul –molekul kecil seperti asam amino diambil dari medium encer di sekitarnya dengan mekanisme transpor aktif, sedangkan molekul –molekul yang lebih besar atau partikel – partikel diambil melalui proses endositosis (Soewolo, 2000). Jadi, cara mengambil makanannya menggunakan permukaan tubuhnya.
Paramaecium sp. cara makanya bersifat holozoik dan sistem pencernaannya yaitu pencernaan intraseluler. Awalnya makana masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk Sistem pencernaan makanan pada Paramaecium sp. pergerakan vakuola makanan dikenal dengan istilah siklosis. Secara berurutan yaitu rongga mulut – sitostoma – sitofaring – vakuola makanan – sitopage.
Paramaecium ditutupi oleh ribuan silia individual. Paramaecium terutama memakan bakteri. Barisan silia silia di sepanjang celah mulut berbentuk corong menggerakkan makanan ke dalam mulut sel, di mana makanan itu di telan melalui fagositosis. Vakuola makanan itu bergabung dengan lisosom , dan ketika makanan dicerna, vakuola itu mengikuti suatu jalur yang berlekuk , pertama ke ujung anterior dan akhirnya ke ujung posterior. Isi yang tidak tercerna dilepaskan ketika vakuola itu menyatu dengan suatu daerah membrane plasma yang mengalami spesialisasi yang berfungsi sebagai lubang anus. Paramaecium, seperti protista air tawar lainnya, secara konstan mengambil air masuk ke dalam tubuh melalui osmosis dari lingkungan hipotonik. Vakuola kontraktil yang mirip kantung akan mengakumulasi kelebihan air itu dari kanal radial dan secara periodic mendorongnya melalui membrane plasma dengan cara kontraksi sitoplasma di sekitarnya. (Campbell, Neil A. edisi kelima, jilid II, 134).
Pencernaan karbohidrat , sumber energy kimia utama tubuh, dimulai dalam rongga mulut . ludah mengandung amylase ludah, enzim pencernaan yang menghidrolisis pati (polimer glukosa dari tumbuhan) dan glikogen (polimer glukosa dari hewan). Produk utama dari pencernaan oleh enzim ini adalah polisakarida yang lebih kecil dan disakarida maltose. (Campbell, Neil A. edisi kelima. Jilid III. 30)
Pencernaan karbohidrat yaitu pati dan glikogen, dimulai oleh amylase ludah dalam rongga mulut yang terus berlanjut dalam usus halus. Amylase pancreas menghidrolisis pati, glikogen, dan polisakarida yang lebih kecil menjadi disakarida, termasuk maltose. Enzim maltase menyempurnakan dan menyelesaikan pencernaan maltose dan memecahnya menjadi dua molekul glukosa, suatu gula sederhana.
Maltase merupakan salah satu anggota keluarga disakaridase, dan masing-masing enzim adalah spesifik untuk menghidrolisis disakarida yang berbeda. Sukrase, misalnya, menghidrolisis gula pasir (sukrosa), dan lactase mencerna gulasusu (laktosa). (Secara umum, orang dewasa memiliki enzim lactase yang lebih rendah dan dengan demikian kemampuan orang dewasa lebih rendah untuk mencerna gula susu dibandingkan dengan anak-anak.)
Disakaridase itu dibuat dan berada dalam membrane dan matriks ekstraseluler yang menutupi epithelium usus halus, yang juga merupakan menyerapan gula. Dengan demikian , tahapan akhir dalam pencernaan karbohidrat---tahapan yang menghasilkan monomer yang kaya energy--- terjadi di mana monomer-monomer ini sesungguhnya diserap ke dalam darah. (Campbell, Neil A. edisi kelima. Jilid III.33)


Gb. 6. Strktur tubuh Paramaecium sp.
Paramaecium sp. pada umumnya belum memiliki alat pencernaan makanan yang khusus, makanan yang diperlukan berupa zat organik terlarut. Hewan tersebut mengambil makanan melalui penyerapan. Alat pencernaan makanan berupa vakuola makanan (Isnaeni, 2006 : 144)
Pencernaan makanan pada paramaecium  terjadi dalam vakuola makanan. Vakuola makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna makanan, dan mengedarkannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel. Awalnya makana masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan gerakan bulu getar dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk.
Pada paramaecium sp. Ada bagian-bagian sel yang berperan dalam pencernaan dan sudah lebih khusus dibandingkan amoeba, dengan adanya peristoma, sitostoma, dan sitofaring yang berperan sebagai bagian sel untuk memasukan makana. Sedangkan vakuola makanan yang berperan untuk mencerna dan sitopige yang berperan egestif (pengeluaran). (buku perpus::155)
Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Enzim pencernaan yang terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang disekresikan oleh lisosom ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absorpsi. Apabila terjadi perubahan warna pada vakuola makanan Paramecium berate itu  menandakan adanya proses pencernaan makanan. Adanya perubahan warna pada vakuola makanan paramecium menunjukkan terjadinya perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola makanan paramecium selama proses pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzim-enzim yang diekskresikan oleh lisosom. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi dengan vakuola makanan (Soewolo, 2000 : 158). Enzim-enzim pada lisosom akan bekerja optimal pada pH sekitar 5 (Istanti, 1999).
Setelah makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang diabsorpsi masuk kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, namun ada juga bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat buangan). Zat buangan ini disimpan untuk sementara utuk kemudian dibuang keluar melalui sitopage. Proses pembuangan ini disebut defekasi ( Wulangi, 1993 ; 97).

E.     Data hasil pengamatan


Gb. 7. Paramecium sp di dalam mikroskop (perbesaran 10x10 cm)



Gb. 8. Paramecium sp di dalam mikroskop


Gb. 9. Paramecium sp di dalam mikroskop (terlihat organelnya)


Gb. 10. Paramecium sp di dalam mikroskop



Gb. 11. Paramecium sp di dalam mikroskop



Gb. 12. Paramecium sp di dalam mikroskop (pergerakan makanan)



Gb. 13. Paramecium sp di dalam mikroskop (vakuola kontraktil)



Gb. 14. Paramecium sp di dalam mikroskop

F.     Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Paramecium sp melakukan pencernaan makanan dengan intraseluler dan cara makanya bersifat holozoic. Pada awalnya makanan masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk Sistem pencernaan makanan pada Paramaecium sp. pergerakan vakuola makanan dikenal dengan istilah siklosis. Secara berurutan yaitu rongga mulut – sitostoma – sitofaring – vakuola makanan – sitopage. Pencernaan makanan pada paramaecium  terjadi dalam vakuola makanan. Vakuola makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna makanan, dan mengedarkannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel.
Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Enzim pencernaan yang terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang disekresikan oleh lisosom ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absorpsi. Apabila terjadi perubahan warna pada vakuola makanan Paramecium hal tersebut  menandakan adanya proses pencernaan makanan. Adanya perubahan warna pada vakuola makanan paramecium menunjukkan terjadinya perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola makanan paramecium selama proses pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzim-enzim yang diekskresikan oleh lisosom. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi dengan vakuola makanan.

G.   Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dengan membuat kultur murni Paramecium sp, kemudian melakukan pengamatan pencernaan mkananan Paramecium sp dari kultur murni tersebut. Pada kultur murni, media yang digunakan berupa air rendaman jerami yang pada setiap 4 hari sekali dilakukan pemindahan. Mekanisme pencernaan makanan pada Paramaecium sp disebut dengan gerak siklosis. Gerak tersebut diawali oleh gerak ke bagian posterior yang kemudian akan berbelok ke arah anterior, setelah sampai di ujung anterior maka gerak ini akan berlanjut ke arah posterior kembali melewati dekat rongga mulut dan selanjutnya menuju ke arah anus.

H.   Evaluasi
1.        Apakah tujuan dari praktikum ini?
Jawab       : untuk mengetahui pembuatan kultur murni pada Paramecium sp serta mengetahui proses siklosis dan pengeluaran sisa makanan yang tidak dicerna (defekasi) pada Paramecium sp.
2.       Apa alat utama yang digunakan dalam praktikum ini?
Jawab       : mikroskop.
3.       Apa bahan utama yang digunakan dalam praktikum ini?
Jawab       : kultur murni Paramecium sp.
4.       Apa fungsi carmin dalam praktikum ini?
Jawab       : untuk melihat pencernaan makanan pada Paramecium sp secara jelas, sehingga pergerakan pencernaan makanannya terlihat jelas.
5.       Uraikan cara pembuatan kultur murni Paramecium sp!
jawab        : berikut ini merupakan uraian pembuatan kultur murni Paramecium sp, yaitu:
1)       Mempersiapkan alat dan bahan;
2)     Menyiapkan air sawah sebanyak 500 ml pada 2 gelas kimia (A dan B) yang berbeda;
3)     Gelas kimia A dipanaskan hingga mencapai suhu 100%; dinginkan hingga 37̊C.
4)     Pada gelas kimia lain (gelas kimia B) mencari ± 20 Paramecium sp yang dicari melalui pengamatan mikroskopis pada mikroskop, gunakan serat kapas agar lebih mudah menjerat Paramecium sp;
5)     Campurkan jerami kering yang telah dipotong kecil pada gelas kimia A;
6)     Masukkan ke – 20 Paramecium sp yang telah diambil dari gelas kimia B;
7)      Tutuplah gelas kimia dengan kain atau plastic yang diberi lubang;
8)      Setelah 4 hari kemudian-----
9)     Menyiapkan kembali 500 ml air sawah dan potongan jerami;
10)  Air sawah tersebut dilakukan kembali pemanasan sampai 100%, kemudian dinginkan sampai 37̊C;
11)    Siapkan ± 20 Paramecium sp dari tabung  A yang telah disimpan selama 4 hari;
12)   Masukkan Paramecium sp ke dalam media yang baru
13)   Lakukan pengulangan langkah tersebut selang waktu 4 hari dan dilakukan selama 1 bulan
6.       Bagaimana terjadinya vakuola makanan?
Jawab       : pembentukan vakuola makanan dapat terjadi setiap lima menit. Ketika makanan masuk melalui rongga mulut lalu masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan didorong dan dimasukkan ke dalam sitofaring. Saat makanan mencapai bagian dasar sitofaring, terbentuklah vakuola makanan.
7.       Apakah vakuola makanan tersebut bergerak?
Jawab       : ya, vakuola makanan tersebut bergerak.
8.       Jika vakuola makanan bergerak, kemana arah perjalanan makanan dan berapa lama sampai defekasi?
Jawab       : arah gerak berupa gerak siklosis yaitu dari posterior berbelok ke arah anterior dan kembali ke posterior yang selanjutnya menuju anus. Pengeluaran sisa pencernaan melalui sitopage yang terletak di posterior mulut.
9.       Pencernaan makanan pada vakuola memerlukan enzim pada pH tertentu. Apa yang menjadi ciri bahwa terdapat perubahan pH? Jelaskan dengan melihat warna dari congo-red!
Jawab       : perubahan pH terjadi karena adanya reaksi metabolisme dari Paramecium sp untuk mempertahankan diri dan menyeimbangkan dengan lingkungan. Yang menjadikan ciri dari adanya perubahan pH yaitu terdapat warna merah pada cover glass dan bagian tubuh Paramecium sp. Dengan melihat warna tersebut, maka vakuola makanan terlihat lebih jelas.









DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2001). Pencernaan Paramaecium. [online]. Tersedia: http://vuclip.com
[02 November 2012]
Elisabeth, Ineke. (2010). Protista. [online]. Tersedia: http://protista.com
[26 Oktober 2012]
Nurjaman,Sopyan.2012.Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan.Bandung:Lili Creative
Rusyana, Adun. (2011). Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar